Ada sedihnya juga loh liat jalanan lenganggggg banget. Apalagi kalau pas lewat pelabuhan Tj Priok. Jalanan yang biasanya padat banget, ini ya ampun, seperti melihat gambaran kota di daerah terpencil somewhere. Berasa Lonely, sepi bgt sih apalagi pas ngintip ke dalam kendaraan-kendaraan umum, seperti bis kota wah kosong sekali. Ini sebenarnya rasa kesepian atau rasa ditinggalin? Hehe maklum tahun ini kami memutuskan untuk tidak mudik ke kp halaman suami. Lagi males aja, begitu jawaban suami setiap kali aku tanya “Kita gak mudik nih?”. Keinginan untuk mudik pasti ada ya. Apalagi keluarga besar suami memang di solo semua. Mudik kan bukan sekedar kegiatan pulang kampung. Bukan sekedar menengok orang tua. Tapi menurutku jauh lebih sakral. Mudik adalah “PULANG” ke tempat asal, melepas rasa rindu, rasa selalu ingin kembali. Rasa ingin mengulang kembali kenangan manis yang sudah terjalin sejak masa kanak-kanak. Gak heran deh liat perjuangan orang yang mudik. Empet-empetan di kereta api, sampe rela berdiri di luar gerbong loh! Kehujanan semalaman. Atau yang nekat mudik dengan motor membawa seluruh anggota keluarga pula! Demi yang namanya “Pulang” Dan ini berlaku untuk semua lapisan masyarakat. Mau yang kaya atau yang miskin. Mau yang hidupnya senang, ataupun susah. Keinginan untuk pulang memang selalu ada. Yah sudah jadi fitrah manusia juga ya. Toh suatu saat kita akan berPULANG kan?
Aku sendiri, sejak kecil tidak terbiasa dengan yang namanya mudik. Kalau ditanya kp halamanku di mana? Aku bingung sebenarnya.. Sejak kecil aku sudah tinggal dan dibesarkan di Jakarta. Di bilang orang Palembang, yah engga juga. Ibuku memang dari asal sana, tapi gak 100% juga tuh. Kakek dari ibu asalnya malah dari Sulawesi Tengah. Sedang Ayahku asli Sulawesi Utara, tapi yah kalau mau bilang orang sulawesi juga gimana ya? Aku aja gak pernah ke sana tuh. Hehe. Jadi kalau ditanya asalnya dari mana, kayanya dari Tj Priok lebih mewakili, hahahha. Karena aku memang melewatkan masa kecilku di sana. Aku masih menikmati masa kecil bermain di pantai marunda, bersepeda di kawasan sarang bangau, yang awal tahun 80an itu indah banget loh. Bagus banget deh. Banyak empang-empang, pepohonan dan asri, dan masih ada burung bangaunya. Hmm sekarang sih sudah jadi Kawasan Berikat Nusantara. Aku juga sering ke kebun-kebun semangka, kol, sawi, dll di sekitar kawasan Budidarma, yang sekrang sudah jadi kawasan industri juga. Waktu aku SD juga, aku sering bermain ditepian Kali yang cukup besar dan deras, bahkan Om-ku dulu hamper mati tenggelam terbawa arus sungai. Aku sendiri sampai sekarang masih tinggal di tempat yang sama, setiap hari melintasi jalan-jalan dimana sering aku melewati masa kecilku. Namun keadaannya jauhhh berdeda. Kali besar yang deras itu sering kali aku cari-cari dimana ya jejaknya. Kebun-kebun semangka yang tadi aku singgung, sekarang menjadi jalan raya yang selalu aku lewati. Ada rasa kehilangan ya. Ada keinginan untuk mengulang masa-masa itu. Walau kala tersadar, aku mikir, loh untuk apa ya?? Kita kan hidup untuk sekarang dan masa depan. Lagipula, hidup harus berubah. Masa maunya seperti belasan tahun silam aja sih? Gak ada perubahan dong. Seperti kata Happy Salma dalam bukunya, Jadikan rasa kerinduan akan masa lalu sebagai semangat kita untuk menjalani kehidupan ini dengan lebih baik lagi. Ternyata ya bo, Happy Salma yang cantik itu jg punya perasaan-perasaan yang sama dengan aku, setiap kali terkenang akan masa kecil J Perasaan yang diartikan dengan keinginan untuk “PULANG”. Toh Makna “PULANG” tidak hanya berarti kembali ke rumah, kembali ke tempat asal, kembali kepada YME, tapi bisa jadi kembali kepada sesuatu yang membuat kita nyaman. Yah seperti saat ktia mengenang masa-masa kanak-kanak kita.
Itulah sebabnya aku harus memastikan berkali-kali. Apakah benar suamiku tidak ingin berlebaran di kp halaman? Karena aku tahu pastinya ada rasa kerinduan untuk pulang. Kembali ke rumah. Berkumpul bersama keluarganya yang otomatis sekarang menjadi keluargaku juga. Setelah suamiku berkali-kali juga menjawab “TIDAK” Aku baru yakin. Sekaligus ada rasa bahagia juga terselip. Ada sesuatu yang aku sadari. Itu berarti, rumah kami di sini, juga “RUMAH”nya dia. Keluarga Kecil kami ini juga adalah Keluarganya yang terpenting. Beliau, hanya ingin pulang ke rumah. Titik. Dan itu berarti yah Rumah Mungil kami inilah. Yang walaupun secara bangunan, rumah ini masih jauh dari rumah impian kami, tapi rumah mungil inilah, yang selalu menjadi tempat kami “pulang”. Tempat yang selalu kami rindukan dalam keseharian kami. Tempat yang di dalamnya ada keluarga, ada orang-orang yang kami cintai. Tempat kami bisa menjadi diri kami sendiri. Tempat yang selalu memberikan kenyamanan dan kehangatan. Our Home Sweet Home!
Jadi kalau ada teman yang bertanya kepada kami, "Tahun ini pulang kemana?? " Mungkin lebih baik aku jawab “pulang ke rumah” ya?
Kebetulan, libur lebaran tahun ini kami dan keluarga besar kami ( lengkap dengan ayah ibu dan adik2ku dan keponakan) akan berlibur ke Bandung dan Tasikmalaya, Jawa Barat. Asikkkkkkk…
Kebetulan, libur lebaran tahun ini kami dan keluarga besar kami ( lengkap dengan ayah ibu dan adik2ku dan keponakan) akan berlibur ke Bandung dan Tasikmalaya, Jawa Barat. Asikkkkkkk…
Yulia- Moz5 Salon Muslimah
No comments:
Post a Comment