Tuesday, January 22, 2008

Quality of Dreams-Suatu Renungan Anniversary

*hehe, title-nya serius bgt*

Wah kalau kemarin TDA yang ulang tahun, maka hari ini keluargaku yang punya hari istimewa. Tepat 8 tahun yg lalu, 23 januari 2000, Kami Menikah!! Happy Anniversary for Us! Lega bisa lewatin 7 tahun pernikahan, yang kata orang sih sakral. Kalo bisa lewatin 7 thn maka ke sananya akan selamet. Hehe, jangan percaya ah, ntar malah jadi sugesti negatif di tahun pernikahan ke 7. hehe.

Tapi memang, gak bisa dipungkiri, tahun lalu, wuihhhhh banyak banget gonjang ganjing di rumah tangga kami. Hal sepele aja, misalnya kunci ilang, bisa merambat ke mana-mana. Hehe. Syukurnya, mas ary itu type yang kalem, lembut, pokokna bijaksana bgt deh. Jadi gak ada tuh yang namanya acara piring terbang, panci klontang, kompor bledug (ihhh apa seh?).

Tapi, kalo di renungin dalam-dalam, justru dari masalah-masalah dan dari konflik-konflik yah, kita malah belajar sesuatu. Kita malah bisa bersikap lebih dewasa dan jauh bijaksana saat kita berusaha mencari solusi atas keadaan kita. Wajar sih. Kita aja dari SD, mau naik kelas aja, harus ada ujian dulu kok. Untuk mengetes tingkat pemahaman kita atas pelajaran. Nah begitu juga yang berlaku dalam Sekolah Kehidupan, harus diuji dengan masalah-masalah hidup juga. Untuk menguji pemahaman kita akan makna hidup dan kebijaksaan kita dalam berkehidupan.

Hmmmm…

Semakin hari, semakin larut dalam arung samudra pernikahan, ada juga Quality Of Dreams loh. Seiring pembelajaran diri. Dulu, waktu baru menikah, yang penting 'kan keluarga awet sepanjang masa, makmur dan bahagia. Sakinah Mawaddah Warahmah. Anak-anak menjadi anak yang soleh/soleha, berbakti pada orang tua, dan jadi kebanggaan semua orang. (Itu sebabnya nama lengkap caca adalah ANAQUITA SALSABILA, ANAQUITA artinya ANAK KITA, biar jadi kebanggan semua orang, kebanggan bangsa, kebanggaan dunia, anak semua orang deh!), dan tentunya, kita juga mengimpikan anak2 kita sekolah di tempat yang terbaik.

Nah ternyata ada Quality of Dreams. Kita juga pengen anak-anak kita belajar ttg value kehidupan dari orang tuanya. Kita ingin mereka belajar menikmati kehidupan, menikmati proses, menikmati kerja keras dan kerja smart, menikmati pembelajaran diri. Menikmati Quality Of Time. Kita kepengen selalu bersama mereka. Kita ingin sekali mereka melihat Kami orang tuanya berjuang mengejar impian kami supaya kelak mereka juga tumbuh menjadi anak-anak yang punya mimpi besar.

Itu sebabnya kami selalu antusias, khususnya, aku selalu bersemangat untuk semua hal. Agar menjadi contoh juga buat anak-anak. AKu yakin sepenuhnya, mereka gak hanya ingin waktu bersama kita, tapi mereka juga BUTUH ROLE MODEL. Anak-anak keliatannya belum mengerti, tapi jangan salah! Mereka adalah murid yang cepat menyerap. Jadi kalo kita punya Dreams, Ayo Kejar! Ayo Action!

Kalo kita kepingin punya usaha, punya bisnis, kemudian kita gak wujudkan, dengan alasan klasik “ahhh anak gw masih kecil, gak bisa deh gw bisnis, gw aja udah sibuk kerja gini. Pdhl gw pengen bgt loh, itu impian gw!” Nah ati-ati ibu-ibu, anak kita akan tumbuh jadi orang yang terbebani, dan dia juga belajar banyak dari kita, bahwa mengejar impian itu gak penting. Bermimpi itu juga percuma.

Atau contoh klasik lainnya, alasan: “Aduh rumah gw jauh dari mana-mana, macet kemana-mana, kalo pulang kerja udah malem, sabtu minggu udah capek, gak sempet lagi deh mau coba bisnis ini itu, kepengen bgt sih punya usaha sendiri” Aduh Bapak Ibu, dari pemikiran seperti itu aja, walo gak kita katakan ke anak-anak kita, akan tercermin dari sikap kita. Dan anak-anakpun akan belajar, untuk focus pada kendala, focus pada masalah. Serem kan?? Makanya, Ayo Semangat!!!

Kita ingin sekali mereka menghargai kebersamaan, juga belajar melihat dunia! Itu sebabnya kami punya dreams bisa keliling dunia bersama anak-anak. Kami ingin mereka belajar konsep CINTA, KASIH SAYANG, dari dalam rumah kita. Kami ingin mereka mengenal bentuk cinta dan mengerti pula apresiasi cinta. Supaya mereka kelak menjadi pribadi yang penuh cinta yg pastinya akan menjadi pribadi yang tangguh.

Pokoknya, role model bagi mereka lah. Walauuuu, meskipunnnn, kami masih jauh dari ideal, masih harus belajar, masih gak sempurna sana sini, tetep itu yang jadi patokan kami. Toh anak-anakpun harus belajar, tiap orang punya kelemahan, orang tuapun banyak kesalahan, tapi yang penting kita mau berubah, kita mau mengoreksi diri, kita mau berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi.

Sebagai istri dan suami? Kami masih jauh dari standar ideal masing-masing kok. Toh, kami juga masih belajar bersabar menerima kekurangan pasangan. Ibarat Puzzle, aku punya celah di sini, dia punya celah di sana. Dan untuk itu kami dipasangkan. Biar Klop. Bukan begitu pembaca??*hehe cari dukungan*

Hari ini hari spesial buat kami. 8 tahun bukan waktu yang singkat, sudah banyak yang kami lalui bersama. Masih inget banget, 8 tahun yang lalu menjelang pernikahan kami yang terbilang mendadak ini, reaksi dari temen-temenku. “Hah, elu mo merit? Lah kapan pacarannya? Gw aja gak pernah liat elu demen sama cowo, eh tiba2 kasih undangan!“ Atau yang tertawa terbahak-bahak Melihat nama calon suamiku saat itu. "Hwahahahahahaha Rasain Lu. Dapet orang JAWA!!! Makanya kualattt sih!!“ hehehe maaf nih bukan maksud SARA, tapi emang sara sih hehee.

Jadi, gini. Aku dulu jaman jahiliyah, sejak SMA, aku pernah sesumbar, bahwa aku gak bakal nikah sama orang jawa! Pokoknya harus orang padang (prioritas utama) atau paling engga melayu. Kalaupun harus dari tanah jawa, minimal sunda deh, itu udah mentok. Hiihihhiihi kok bisa-bisanya punya pemikiran kaya gitu. Bukan aku anti jawa loh, aku malah banyak temen orang jawa, tapi gak tau kenapa ya aku punya prinsip spt itu. Pemikiranku dulu, kalo bersuamikan orang jawa, kita harus ngomong dengan suara lemah lembut, (20-30 desibel), trs jalan kemayu, harus senyam senyum, harus pinter basa basi, harus banyak lah standar yang salah kaprah hehe. Tapi karena kadung sesumbar gitu, jadi itu pula yang aku yakini, hehe. Tapi ternyata?? Baru kenalan beberapa hari eh langsung di ajak nikah, aku malah gak berkutik. Menikah usia 23 tahun, termasuk muda lah, malah aku termasuk jajaran menikah awal. Padhal mas ary itu 150% orang jawa. Tuh, kebayang kan lebih dari 100% Bo’

Ok, Happy Anniversary for Us. Semoga kebahagiaan dan keberkahan senantiasa menemani kehidupan kami sekeluarga juga pada dunia!



Yulia Astuti- Ny A.N (ssttt katanya nama lengkap beliau harus diinisialkan. Biar terkesan misterius kali ya??)

4 comments:

Ocha said...

Selamatt yang ke 8 yah bu...aku mau ke 7 nih tahun ini...masih genting yah booo

jengnadnet & isya-ayya said...

jeeng Yull..
Happy anniversary yaa...sama doong insyaAllah gue juga tahun ini 8 tahun pernikahan Amiin..walopun bedanya, pacarannya udah dr 8 tahun sebelumnya lagi qeqeqe...
Moga terus jadi suami istri sakinah mawaddah warrahmah yaa Amiinn...

muah muah..
jengnad
www.jengnad.net

Riri Riana said...

Selamat bu.....

Pertahankan keharmonisan rumah tangga sampai akhir hayat.

Salam,

www.ririanwar.blogspot.com
www.riristore.com

Fauzi Rachmanto said...

Wah itu pas akad nikah, Pak A.N. kok kayanya stress banget ya :-) sementara si Ibu Y.A. nya, terlihat entah over pede atau udah gak sabar menjadi Ny. AN sampai mike nya diserobot, padahal yg ngucapin ijab kabul kan Pak A.N ... Beruntunglah mereka2 yg bersuamikan orang Jawa. Happy Aniversary Pak & Bu A.N.