Tuesday, August 12, 2008

The Art of War for Women


Di buku The Art Of War for Woman, pada salah satu babnya, Chin Ning-Chu menulis bahwa menjadi pimpinan di karir dan menjadi ibu rumah tangga bukanlah bentuk pilihan. Kenapa? Bukan sesuatu yang harus di pilih atau dipisah-pisah. Toh, keduanya menuntut kualitas yang sama.

Buku ini memang lebih membahas strategi bertahan dan sukses bagi seorang wanita karir.

Memenangkan “perang” di dunia karir. Walaupun begitu, sebenarnya berlakunya juga business owner.
Ada beberapa hal yang aku kurang sependapat tapi banyak hal yang aku setujui. Makanya pengen sharing juga di sini. Apa yang akan aku sharing adalah pendapat-pendapat aku pribadi atas pemikiran2 yang dituangkan oleh penulis. Pastinya kalau teman-teman membaca sendiri, mungkin aka nada interpretasi sendiri.

FYI, buku ini mengupas bagaimana strategi perang dari Sun Tzu bisa diterapkan oleh para perempuan.
Kembali ke kualitas yang sama-sama dituntut baik pada peran seorang ibu atau seorang business woman.

Ada hal yang aku catat, yaitu :
1. Kebijaksanaan
Yaiya banget lah ya. Gak jadi ibu gak jadi business woman, tentu kita butuh kebijaksanaan.Tapi khususnya menjadi ibu, hal ini menjadi tuntutan lebih karena kebijaksanaan inilah yang menjadi panduan kita dalam meberikan bimbingan kepada anak-anak kita.

Untuk business owner? Kebijaksanaan yang berlandaskan visi dan tentunya kompetensi teknis yang menjadi panduan akan kemana dan bagaimana bisnis tsb akan berjalan.

2. Kepercayaan
Wo ho ho ini juga jelas lah ya. In any kind of relationship juga pastinya butuh kepercayaan. Tapi, untuk menjadi ibu, memang dibutuhkan suatu kepercayaan dalam porsi besar. Kepercayaan kepada anak-anak kita, belief kita terhadap mereka, dan tentunya kepercayaan dari anak-anak juga. Kepercayaan yang dua arah.

Seorang business owner? Yah pasti dong, butuh kepercayaan dari orang-orang yang mendukungnya. Dan tanpa adanya kepercayaan, seorang business owner juga tidak bisa mendelegasikan tugas dan wewenang kepada tim-nya.

3. Kasih Sayang
Nah ini juga penting. MEmang,seorang perempuan tepatnya seorang ibu, sepertinya lekat dengan kata kasih sayang. Sapa sih yang gak percaya kalo kasih sayang ibu sepanjang masa?
Sejatinya kasih sayang adalah kekuatan yang bersumber dari dalam. Dengan kasih sayang juga seorang ibu bisa menerima dan memahami pendapat anak-anaknya.

Trus apa maksudnya pemimpin yang penuh kasih dong?
Salah satu ajaran Sun Tzu berkaitan akan kasih sayang seorang pemimpin salah satunya adalah

“Berikan pasukan Anda makanan yang sehat dan suplai yang banyak dan posisikan mereka di tempat tinggi yang terang, bebas penyakit, bukan di tempat gelap, tanah becek, di mana penyakit menular”

Berarti, kasih sayang gak melulu dalam bentuk sentuhan, pujian, dan kata-kata afirmasi aja bo’. Dengan menempatkan masing-masing anggota tim bisnis kita pada tempat yang sesuai dengan kemampuan dan karakter mereka, serta menjamin kesejahteraan mereka, itu juga bentuk kasih sayang seorang pemimpin loh. Ini berarti kan harus didahului dengan mengenal luar dalam akan masing-masing anggota tim kita juga dong. Tak kenal, tak sayang!

Kasih sayang juga berarti keadilan, adil pada kesempatan dan peluang. Semua orang berhak mendapatkan.

Kasih sayang juga berarti menerapkan disiplin, karena disiplin juga yang mengajarkan semua orang berada pada jalur yang benar. (Secara hari gini gituloh, Ayooo DISIPLINNN, hehe)

Kutipan dari Sun tzu lagi :
“Terlalu sering memberikan hadiah kepada pasukan mengisyaratkan anda hampir kehilangan sumber daya anda, terlalu sering memberikan hukuman kepada pasukan berarti anda sedang frustasi dengan keadaan anda.”

So, lakukan dengan proporsional. Jangan terlalu baik semata-mata untuk menjadi pemimpin yang disukai. Jangan juga terlalu keras, karena itu berarti kita frustasi akan situasi yang ada. Dan frustasi itu juga yang akan menular ke seluruh anggota tim.

4. Here we go, untuk menyeimbangkan kasih sayang adalah kualitas KETEGASAN. Kedua kualitas ini yang (sepertinya) bertolak belakang ini malahan berjalan beriringan. Kasih sayang tanpa ketegasan akan membuat anak kita menjadi pribadi yang manja. Ketegasan tanpa kasih saag, justru akan menciptakan pemberontakan.

Menjadi ibu yang baik atau business owner yang baik, harus bisa menyeimbangkan kekuatan yang saling bertentangan ini. Kasih sayang dipadukan dengan ketegasan, keberanian diharmonisasikan dengan ketakutan.

Ketegasan berarti juga kejelasan. Make it clear baby!
DENGAN MENYIAPKAN PETUNJUK YANG JELAS, DAN APA APA YANG WAJIB DILAKSANAKAN, MEMUDAHKAN TIM KITA MELAKUKAN TUGAS MEREKA dan menghasilkan yang terbaik.

Buat aturan yang jelas, mana yang BOLEH, MANA yang tidak. Begitu juga dengan instruksi, jangan cuman garis besar doang, dengan pemikiran memberikan kebebasan kepada tim kita. Di saat hasilnya gaksesuai harapan, eh ngamuk2 deh. Hehe (Ini jadi kaya curhat) .
Barang kali kalo Sun Tzu denger dia akan ngomong “Makanya bikin SOP jeng..”

5. Last, KEBERANIAN.
Butuh keberanian loh untuk percaya kepada anak-anak kita, dan untuk bisa meyakini bahwa apa yang kita lakukan untuk anak-anak kita adalah yang terbaik. Bukanka h sering kali ada keraguan. Bener gak ya caranya begini? Ya kan? Makanya, untuk kita yang YAKIN bahwa ini adalah yang terbaik untuk anak-anak kita, selamat kita sudah memiliki keberanian itu.

Sama aja dengan pemimpin atau business owner yang notabene dituntut (jaman) bersedia melakukan sesuatu yang baru, melakukan perubahan. Yang kemudian pastinya menghadapi resiko ketidakpastiandan potenti untuk GAGAL. Tapi kalau tidak adanya keberanian untuk Mencoba, maka 100% dapat diprediksi , tidak ada perubahan.

Pemimpin yang berani, tetap punya ketakutan, tapi justru dia bertindak melawan ketakutannya tersebut, supaya segera keluar dari area ketakutan.

So, jadi ibu maupun jadi business owner, pemimpin bisnis, whatever lah, sama aja kan? Teteeep membutuhkan kualitas-kualitas nilai yang sama.

Kalo gitu, kenapa gak sekalian aja menjadi kedua-duanya?? Sekaliaaaannnnnnn

Yuk Ah,

Yulia-mamanya Caca&Kiya, Founder moz5 salon muslimah

No comments: