Friday, June 22, 2007

Memori


Aku anak pertama dari 4 bersaudara. Jarak aku dengan adikku Linda, hanya 1 tahun. Dan dengan adik-adik lelakiku Bhayu&Angga agak jauh, 5&9 tahun. Nah, waktu aku kecil, aku selalu bertanya-tanya: “Kenapa sih mama pelit banget?? Aku hampir gak pernah dikasih uang jajan!” Pagi-pagi aku harus sarapan yang banyak. Bayangin, pagi-pagi udah makan nasi lengkap dengan lauk pauk ikan disambelin dan sayur. Minimal nasi dan telur dadar. Atau sering juga nasi uduk lengkap. Plus susu. “Biar nanti disekolah gak laper yul, jadi bisa konsentrasi belajar” Selalu begitu kata Mama. Kalau jam istirahat tiba, aku memang gak laper, tapi aku kan pingin jajan, seperti teman-teman lainnya. Yah jajan es sirop, chiki, dll. Tapi aku selalu menahan keinginan itu. Yah gimana? Aku gak punya uang jajan. Sesekali sih aku nekat ngutil, ngambil ubi goreng, atao pisang goreng, tapi gak bayar hehe…

Tapi, walau kami gak dikasih uang jajan, setiap jam 3 siang, bisa dipastikan, ada aja cemilan yang dibuat mama. Entah itu donat, bolu, kue talam, putu ayu, kue sakura. apa aja deh. Yang pasti buatan mama sendiri. Dan selalu menjadi kesenangan bagi kami. Selalu menjadi penantian kami. Setiap jam 2an, mama udah sibuk di dapur. Sibuk bikin cemilan. Paling engga, pisang goreng kalo beliau lagi males masak. Walo jarang tuh, aku liat mama males bikin kue. Selalu ada aja yang dihidangkan. Dan teman cemilan adalah Teh Manis hangat. Mo panas, mo hujan, tetep deh Teh Manis hangat Goalpara, selalu menemani. Sambil kita ngeriung, ngobrol apa aja.

Hmmm sesekali kita dapat previledge, membantu mama membuat kue. Wah, rasanya senenggggg bgt, walo cuman kebagian tugas motong-motong doang. Mama memang pandai memasak, dan sejak kecil, lidah kami sudah terlatih untuk memakan hanya makanan yang enak dan sehat! Hehe. Kebiasaan ngemil dan nge-teh jam3 ini masih lekat di aku hingga sekarang. Bisa dipastikan kalo udah jam 3 aku mulai gelisah, cari2 cemilan, walopun aku sedang beredar di mana-mana, biasanya aku sempetin dulu santai, ngafe bila memungkinkan. Walo kalo bisa sih, maunya ngeteh/ngopi sama mama di rumah.

Masih lekat di memori aku, potongan-potongan kenangan saat menemani mama memasak. Aku juga ingat banget, wajah mama yang tenang dalam membuat apa aja. Kalo dipikir2 sih mama bisa aja beli penganan di warung, atao pasar. Toh, waktu anggota keluarga kami cuman, mama, aku, dan dua adikku yang tentunya masih kecil-kecil. Mo dikasih makanan apapun gak rewel. Tapi mama selalu bilang: "Biarpun repot, tapi mama mau anak-anak makan buatan mama sendiri dong." Ini yah yang namanya kekuatan cinta dan passion. Sehingga apapun yang dibuat, rasanya nikmat bgt, dan gak cuman berhenti di lidah dan tenggorokan, tapi melekat dan bersemayam di sini, di hati, meskipun puluhan tahun sudah berlalu…

Masih bisa aku putar ulang rekaman ingatan saat membantu mama membuat donat dan aku melakukan kesalahan. Saat pertama kali mama membuat kue putu ayu. Saat mama membuat kue talam yang kemanisan, membuat kue beras saat mama gak punya uang. Saat kita makan pisang goreng, sambil mama mengajarkan aku memilih pisang kepok yang matang dan manis. Saat mama memberikan aku kepercayaan menggoreng risoles, tapi aku kelupaan dan risolesnya gosong. Oiya, walo beliau jago bikin kue, sering juga gaga loh. Entah itu bolu yang bantet, atau kue yang gagal total. Tapi mama selalu semangat aja tuh, walo kuenya gosong, tetep aja kita bisa menikmati. dan akupun belajar, bahwa orang tua juga bisa mengalami kegagalan.

Aku ingat banget loh, waktu usiaku 3-4 tahun, masih kecil bgt, waktu itu pekerjaan papa belum stabil, dan setiap kali kekurangan uang, mama masih tetap bersemangat membuat penganan, walo sederhana, yaitu terigu yang diencerin dengan air, trs dibuat seperti kue dadar, dan terakhir ditaburi gula. Namanya kue eblek-eblek. Sampai sekarang, kalo lagi ingin bernostalgia, mama suka buat kue ini. Walo tentunya resepnya sudah dimodif, dikasih telur, sedikit susu, hehe nama kerennya Pancake.

Mengenai uang jajan, dulu aku kadang suka sebel, tapi sekarang aku mensyukuri itu semua. Gimana engga?? berkat uang jajan yang tidak memadai inipulalah, maka dari kelas 3-4 sd aku sudah mengenal bisnis, bisnis anak kecil, tapi bisa mencukupi gaya hidup hehe. Lanjut sampai kuliah, aku sudah senang cari uang tambahan sendiri. Aku mensyukuri itu semua, dan aku lagi-lagi belajar, bahwa segalanya dalam hidup kita adalah RencanaNya. Ada maksud tertentu dibalik itu semua.
Mama juga selalu semangat pagi-pagi buta membuatkan aku kue bakpaw, risoles, dan donat supaya aku bisa bawa ke sekolah untuk dijual lagi. Yah, aku memang berjualan kue di sekolah, waktu itu udah sma, dalam rangka mencari tambahan uang jajan. Maklum, uang jajanku ngepas banget. Hehe.Padahal kalo dipikir-pikir, kehidupan kami cukup lah, walaupun gak berlebihan, tapi penghasilan papa sebagai kapten kapal di perusahaan ternama, seharusnya mencukupi. Tapi dari kecil kami biasa hidup sederhana. Aku yakin, semangat mama untuk memberikan kami yang terbaik semampunya inilah yang membuat semua kenangan itu terasa hangat dan melekat kuat. Walau butuh waktu yang panjang untuk aku, untuk baru menyadari, betapa berartinya itu semua. Setelah, aku sendiri menjadi seorang ibu…

Sekarang, puluhan tahun kemudian, hingga usiaku 30 dan sudah mempunya dua putripun, semua kenangan itu masih melekat di hati. Menjadi satu kekayaan batin buatku. Bahkan dengan mengingatnya saja, terasa kehangatan di hati. Menjadi referensi buat aku, untuk bisa menciptakan kenangan-kenangan hangat yang melekat sepanjang masa. Bagi anak-anakku dan bagi mereka di sekitarku.

Hingga hari inipun, kudapan dari mama selalu jadi salah satu sumber kesenangan kami. Sering kali aku menelpon : "Ma bikin apa hari ini??" Mamaku tau banget aku doyan pempek, jadi beliau juga sering banget bikinin. Atau dia tau banget adikku suka kue Lumpur, jadi kue ini juga sering dibuat olehnya.

Aaahhh, ini sih sudah bukan sekedar kudapan, cemilan, atau makanan Tapi jauh lebih berarti. Bukan sekedar ttg sesuatu yang bisa dimasukan kemulut dan tenggorokan saja, tapi jauh lebih kepada bentuk kasih sayang, untuk menambah rekening cinta dalam account Ibu&Anak di Bank of Memory-ku. Aku memang sudah jadi orang tua, tapi biar bagaimanapun, aku tetap seorang anak bagi seorang ibu yang kasih sayangnya sepanjang masa. Dan bagi seorang ibu, tentunya merupakan kebahagiaan tersendiri, jika masih bisa merajut talikasihnya. Walau dalam bentuk sederhana sekalipun. Tentunya, bukan cuman kudapan ini saja yang mengikat kami, masih banyak wujud kasih sayang lainnya, masih banyak rekening-rekening cinta lainnya.


Nah, memori seperti apa yang ingin kita ciptakan bagi orang-orang terkasih dan terdekat kita??

Karena memori inilah yang akan menguatkan hubungan kita…
Karena memori inilah yang akan menjadi warisan terindah…

No comments: