Tuesday, March 6, 2007

Pertemuan dengan Tuhan

Tidak ada hati yang menderita saat mengejar impian-impiannya, sebab setiap detik pencarian itu bisa diibaratan pertemuan kembali dengan Tuhan dan keabadian

Itu kata-kata sang alkemis kepada santiago sang pengembala, yang mengejar impian-nya, mencari harta karunnya...dan sungguh, kata-kata itu menyentuh hati! bayangin, setiap detik pencarian itu diibaratkan pertemuan kembali dengan Tuhan dan keabadian, wow....sarat makna banget!

Bahkan setiap detik-derik pencarian harta karun adalah membahagiakan, sebab aku tahu setiap jamnya merupakan bagian dari impian menemukan harta itu. Ketika aku sungguh-sungguh mencari harta karunku, sepanjang jalan aku menemukan hal-hal yang takkan pernah kulihat andaikan aku tak punya keberanian untuk mencoba segala sesuatu yang kelihatannya mustahil dicapai seorang anak gembala" batin santiago, sang gembala.

wow!!! *lagi-lagi*

kalau santiago sang anak lelaki itu bisa kemudian tidur tenang, akan apapun keadaan yang dia hadapi, namun dia yakin, bahwa setiap langkahnya mencari harta karunnya, dia bertemu dengan TUHAN, dan semua kehidupan di dunia ini, ditulis oleh tangan yang sama, maka akupun demikian. Akupun belajar dari sang anak lelaki dari pedalaman andalusia ini. Semua usaha kita, semua langkah kita, semua gerakan kita, semua adalah bagian dari ibadah, ibadah pencarian bentuk jati diri kita, pelaksanaan misi kehidupan kita di dunia saat ini, untuk sesutu yang jauh lebih baik, dikehidupan berikutnya. Karena itulah, dalam setiap langkah pencarian inilah, kita bertemu dengan TUHAN, kita berdialog dengan DIA. Dan kalau sang alkemis mengatakan bahwa bahwa dalam sebutir pasir sajapun ada kebahagiaan, maka akupun yakin dalam hati setiap manusiapun, ada kantung-kantung kebahagiaan yang tumbuh rimbun dalam pohon keyakinan. Yang semakin hari semakin rimbun jika disirami dengan mata air pengharapan.

Sang alkemis juga berpesan kepada si anak gembala ini, bahwa sebelum mimpi terwujud, jiwa dunia menguji segalanya, segala seuatu yang telah kita pelajari seanjang jalan. Bukan karena dia jahat, melainkan agar selain menujudkan impian-impian kita, kita juga menguasai pelajaran-pelajaran yang kita peroleh dalam proses mewujudkan impian kita, dan dititik inilah orang kebanyakan menyerah, dititik inilah orang mati di padang pasir, mati kehausan padahal dia sudah melihat pohon-pohon kurma di kejauhan. Bukankah itu sering terjadi di lingkungan kita?

Jadi jangan adalagi rasa takut, rasa sedih, rasa kecewa, jangan pula ada keinginan untuk menyerah!

Nah, kalo aku coba menyimpulkan justru proses meraih impian-impian itulah yang jauhhhh lebih bermakna ketimbang impian itu sendiri. Impian kita adalah bentuk pengharapan kita sebagai manusia, dengan tolak ukur diri kita sendiri, apa yang kita inginkan, apa yang kita hasrati, dengan lagi-lagi, tolak ukur, parameternya adalah diri kita sendiri. Sedangkan proses pencapaiannya, perjuangan meraihnya, ada campur tangan TUHAN di sana, ada pelajaran-pelajaran, pesan-pesan, yang dikirimkanNya, yang tentunya, nilainya, jauhhhhhhhhhh lebih berarti, jauhhhhh lebih mahal.

menyadari hal ini, menerima hal ini dengan ikhlas, membuat aku jauh lebih sabar, jauh lebih bersemangat, dan jauh lebih bahagia!

Buat yang mungkin belum kenal sama si santiago ini, coba cari deh Novel The Alchemist, Paulo Coelho. (bukan buku baru, tapi masih ada deh di gramedia)
www. paulocoelho.com

No comments: