Thursday, January 29, 2009

Blame Frame & Outcome Frame

Masih inget tulisanku ttg belajar dari kesalahan sendiri?. Kebetulan belum lama ini aku baca buku Understanding NLP RH Wiwoho. Ini adalah buku pertama dari Triologi Mastering NLP.

Bagian awal buku tsb menyinggung mengenai gimana sikap kita dalam menilai kesalahan atau apa yang tidak kita harapkan. Aada Frame Berpikir yang namanya “Problem Frame Thingking”. Yaitu cara berpikir yang fokus pada masalah. Selalu menyalahkan. Pertanyaan seperti :
Apa yang gak beres? Kenapa bisa ada masalah ini? Sudah berapa lama? Gara-gara masalah ini apa saja hambatan yang ditimbulkan? Kesalahan siapa ini?
Ppertanyaan2 tersebut cenderung menyalahkan diri sendiri dan orang lain! Cenderung membatasi diri, seolah olah kita tidak punya pilihan. Yah ujung2nya sih jadi justifikasi dan excuses dong.

Nah ada juga nih yang namanya “Outcome Frame Thingking”. Konten pertanyaan masih gak jauh beda dari Blame Frame, hanya beda di fokusnya.
Pertanyaannya kaya gini :
Apa yang saya inginkan? Kapan saya menginginkan itu terjadi? Gimana tau kalau itu sudah terjadi? Kalau saya duah mendapatkannya, apa aspek hidup saya yang ikut berkembang? Apa sumber daya yang akan membantu saya mencapainya? Apa yang harus saya lakukan sekarang untuk mendapatkannya?

WOWWW liat, beda banget kan fokusnya?
Apa yang saya inginkan? Pertanyaan ini menggiring kita untuk membuat spesifik tentang apa yang kita tuju kan? Kalau kita gak tau apa yang kita inginkan, gak mungkin kita bisa mencapainya.Bisa jadi apa yang kita inginkan sebenarnya kita sudah punya. Cuman gak sadar aja. Maknay apenting juga kita punya parameter, bagaimana kita tahu kalau kita sudah mendapatkannya. Gimana kita bisa tau kita sudah menemukan bekicot emas, kalo kita aja gak tau seperti apa bekicot itu.

Pertanyaan "Kalau saya sudah mendapatkannya, apa aja aspek hidup saya yang ikut berkembang?" Ini sangat penting. Supaya apa yang anda dapatkan, keberhasilan apapun seharusnya berjalan selaras, seimbang dan harmonis dengan semua aspek kehidupan kita. Misalnya Gak cuman di bisnis, tapi keluarga, lingkungan, persahabatan, dll. Pada proses mencari jawaban pertanyaan ini, bisa jadi anda menemukan bahwa tujuan anda ternyata gak memngubah atau memberi manfaat pada aspek lain kehidupan anda. Anda tinggal memutuskan apakah masih menginginkannya.
Hmmm pantesan ya kita sering kali setelah mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi kok sepertinya merasa hampa. Bisa jadi karena apa yang kita dapatkan gak selaras dengan aspek hidup kita lainnya.

Pertanyaan terakhir, Apa yang harus saya lakukan sekarang untuk mendapatkannya? Wah, ini jelas pertanyan yang menggiring kita untuk ACTION NOW. Kan, Sering kali orang membuat rencana, lalu tanpa melakukan apapun, tapi tetap menunggu hasil dari rencana tsb (What?? Hari gini nunggu doannnng)

Gitu dehhh. Di buku itu juga , RH Wiwoho menegaskan bahwa outcome frame adalah orientasi berpikir, cara mempersepsikan kejadian sebagai satu set PILIHAN. (Oh Yesss, PILIHAN!) Sedang Blame Frame fokus pada Mengapa suatu masalah muncul. Maka di Outcome Frame ini lebih ke arah Apa yang diinginkan dan BAGAIMANA mencapainya.

Hmm menarik!

Yulia Astuti - Founder moz5 salon muslimah

1 comment:

FAJAR S PRAMONO said...

Duh, kena deh! Sebagai orang yang lebih sering banyak rencana, tapi nggak eksyen-eksyen, daku tersindir nih! Hehe..

Tapi, hmmm... sindiran yang menyenangkan dan mengingatkan!

Thanks ya, Bu!