Memang ya, setiap harinya kita perlu disiplin membuat tantangan2 kecil dan berusaha memenangkan tantangan2 tsb. Tujuannya agar kita terlatih akan tantangan yang lebih besar lebih kompleks dalam hidup kita.
Semakin kita terbiasa pada proses mengejar tantangan tantangan kevil, semakin terbentuk sikap mental yang tidak mudah menyerah, fokus pada hasil, tangguh, disiplin, dan sikap mental positif lainnya.
Kenapa ini penting?
Buatku pribadi, menjadi seorang ibu juga seorang istri urban yang
Merangkap mom preneur juga, tentu tidak mudah. Perlu ekstra tenaga daan kesabaran, selain banyak berdoa, kalau mau sukses.
Sukses di sini adalah, anak2 tidak terlantar, menjadi orang orang berhasil di bidang masing2 sesuai dengan keinginan mereka. Menjadi pribadi yang membanggakan. Suami ter"urus", Bisnis bisa berjalan lancar dan dapat mensupport keluarga. Dan memiliki kehidupan yang aku inginkan dan syukuri. Bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.
Keinginanku cuma satu, sukses. Tapi definisi suksesnya itu yang kompleks.
Padahal dalam perjalanan menuju suksesnya itu kadang, kita dapat kejutan2 kecil atau sesekali kejutan besar.
Anak misalnya. Tak pernah terpikirkan akan memiliki anak berkebutuhan khusus seperti Kiya. Bawaan Mikrosefali menyebabkan Delayed Development. Butuh kesabaran, ketelanenan, kegigihan, selain finansial yang cukup tentunya, dalam membesarkan kiya. Dan butuh orang-orang yang mendukung.
Sebab, kalau bukan kami, sebagai orang tuanya, siapa lagi yang mau berikhtiar memberikan semua yang terbaik untuk kiya? Terapi, terapi, target, bersyukur, cinta, usaha, adalah sebagian kecil dari begitu banyak hal tentang Kiya.
Lalu, siapa yang menyangka dalam perjuangan membesarkan kiya, anak ke3 kami, baby Olla, juga terdeteksi kasus yang sama dengan Kiya. Wah, kejutan lagi ya.
Membesarkan kiya saat ini aja masih banyak PR nya ditambah dengan baby olla. Tentunya, hari hari ke depan sangatlah menantang. Butuh sikap untuk tidak mudah menyerah pada keadaan.
Ini baru urusan 2 dari 3 anak ya. Belum kejutan di aspek hidup yang lain.
Makanya, caraku mentraining diri sendiri supaya bisa menjadi pribadi tangguh--nyadar diri aja, bukan orang yang tangguh dari sananya, masih merasa cengeng--mulai dari memenangkan tangtangan kecil setiap harinya.
Seperti, mau men set brp km lari hari ini, esoknya jarak masih sama tapi time nya berbeda. Berkenalan dgn 5 orang baru hari ini, atau naik CL seminggu berturut2, membaca buku baru setiap minggunya, dll dll.
Sebenarnya yg berat kan bukan tantangannya itu sendiri, tapi memenangkan diri sendiri. Melawan diri sendiri untuk tidak menyerah, tidak excuse pd keputusan yang udah dibuat. Kalau dah memutuskan untuk lomba lari 10k, yah jangan berhenti sebelum sampai garis finish. Kalau dah memutuskan untuk menabung sekian rupiah per bulannya, yah laksanakan.
Aku optimis, kalau terlatih untuk memenangkan tantangan kecil ini, kita akan ketagihan akan tantangan yang berikutnya
Dan pada saatnya ada "Kejutan Kejutan" dalam keluarga kita, bisnis kita, secara otomatis kita dapat segera fokus pada Ikhitiar, Do All the Best.
Yuk, tantang diri kita setiap harinya!
Yulia Astuti
www.moz5salonmuslimah.com
When you reach the heart of life you shall find beauty in all things, even in the eyes that are blind to beauty-KG
Tuesday, December 10, 2013
Sunday, December 8, 2013
Donat Mu Hidup Mu
Pagi ini mencoba lagi mengutak atik password blog ini. Akhirnya bisa mendapatkan New Password. Bisa update lagi. Alhamdulillaah.
Pengen sharing2 random toughts aja.
Ngomong2, weekend kemarin pas bikin donut kentang, jadi dapat sesuatu.
Kalo buat adonan donut, kan kita musti sedikit mebanting banting adonannyanya dulu supaya bisa mengembang tuh adonan, barulah kita cetak bentuk donut kek, mau bentuk kepang melintir2, ato bentuk bulat tanpa lubang.
Suka suka kita kan?
Begitu juga kita manusia ya, musti mau membanting banting dulu kalau mau hidupnya berkembang.
Tapi kan, donut jg berkembang, pake ragi juga. Tanpa ragi, dibanting2pun gak bakal mengembang.
Hidup kitapun, asal "Tahan Banting" juga gak jaminan. Pastikan, punya "Alat Bantu" yang tepat . Pastikan juga urut2annya udah benar.
Ya sih, tiap orangpunya donatnya sendiri sendiri, punya jalan hidupnya sendiri. Tapi yang namanya prinsip dasar membuat donat ada kan? Ketimbang kita gagal berkali kali dalam ujicoba. Misalnya karena kita gak pake pengembang, ato gak pake terigu. Kenapa gak coba bertanya pada ahlinya, mencopy dari yang udah sukses buat donat, lalu kemudian kita modif dengan cara kita sendiri. Yang kemudian menjadi resep "Rahasia Dapur" kita
Mau ganti terigunya dengan tepung singkong silakan, mau tambah kentang, susu bubuk, dll dllnya silakan. Mau ngaduk tangan sendiri boleh, pake mesin pembuat donat ya monggo. Itu donatmu..Tiap modif punya hasil sendiri.. punya rasa sendiri.
Aku lebih suka donat bulat yang di dalamnya dikasih coklat meses, atau kacang. Gak pake dibedakan yang isinya kacang sama meses. Lebih misterius dan lebih suprise suprise aja, karena isinya di dalam. Ketimbang bentuk donat topingnya di luar, kita udah tau duluan rasa apa itu.
Aaaahhh Donatmu, Hidupmu.
Mari kita buat donat lebih kaya rasa, lebih empuk, lebih endesss, dengan resep kita sendiri. Semoga donat kita jyga gak cuma bermanfaat buat kita sendiri tapi bermanfaat juga buat orang lain.
Asal jangan lupa pesan ibu, Pake ragi, telor kalau mau empuk, dibanting2 sedikit biar kalis.
Aku bukan ahli donat loh ya, bukan juga ahli kehidupan, cuma pembuat donat yang sok sok an berfilosofis.
Salam Donat!
*gambar masih minjem dulu sm mbah Google Image, kemarin pas buat donat sibuk berfilosofis sampe lupa foto, jiahh.
Pengen sharing2 random toughts aja.
Ngomong2, weekend kemarin pas bikin donut kentang, jadi dapat sesuatu.
Kalo buat adonan donut, kan kita musti sedikit mebanting banting adonannyanya dulu supaya bisa mengembang tuh adonan, barulah kita cetak bentuk donut kek, mau bentuk kepang melintir2, ato bentuk bulat tanpa lubang.
Suka suka kita kan?
Begitu juga kita manusia ya, musti mau membanting banting dulu kalau mau hidupnya berkembang.
Tapi kan, donut jg berkembang, pake ragi juga. Tanpa ragi, dibanting2pun gak bakal mengembang.
Hidup kitapun, asal "Tahan Banting" juga gak jaminan. Pastikan, punya "Alat Bantu" yang tepat . Pastikan juga urut2annya udah benar.
Ya sih, tiap orangpunya donatnya sendiri sendiri, punya jalan hidupnya sendiri. Tapi yang namanya prinsip dasar membuat donat ada kan? Ketimbang kita gagal berkali kali dalam ujicoba. Misalnya karena kita gak pake pengembang, ato gak pake terigu. Kenapa gak coba bertanya pada ahlinya, mencopy dari yang udah sukses buat donat, lalu kemudian kita modif dengan cara kita sendiri. Yang kemudian menjadi resep "Rahasia Dapur" kita
Mau ganti terigunya dengan tepung singkong silakan, mau tambah kentang, susu bubuk, dll dllnya silakan. Mau ngaduk tangan sendiri boleh, pake mesin pembuat donat ya monggo. Itu donatmu..Tiap modif punya hasil sendiri.. punya rasa sendiri.
Aku lebih suka donat bulat yang di dalamnya dikasih coklat meses, atau kacang. Gak pake dibedakan yang isinya kacang sama meses. Lebih misterius dan lebih suprise suprise aja, karena isinya di dalam. Ketimbang bentuk donat topingnya di luar, kita udah tau duluan rasa apa itu.
Aaaahhh Donatmu, Hidupmu.
Mari kita buat donat lebih kaya rasa, lebih empuk, lebih endesss, dengan resep kita sendiri. Semoga donat kita jyga gak cuma bermanfaat buat kita sendiri tapi bermanfaat juga buat orang lain.
Asal jangan lupa pesan ibu, Pake ragi, telor kalau mau empuk, dibanting2 sedikit biar kalis.
Aku bukan ahli donat loh ya, bukan juga ahli kehidupan, cuma pembuat donat yang sok sok an berfilosofis.
Salam Donat!
*gambar masih minjem dulu sm mbah Google Image, kemarin pas buat donat sibuk berfilosofis sampe lupa foto, jiahh.
Subscribe to:
Posts (Atom)