hmm minggu ini aku bertekad untuk mempraktekkan tehnik Queiting The Mind. Oleh-oleh yang aku dapat dari Pak Ikhwan Sopa di IBH Hypno Summit, Minggu 6 Maret 2010
1. Say what you mean, Mean what you say.
Dududu, ini tantangan juga. kelihatannya simpel, tapi belum tentu bisa meluncur begitu saja dalam keseharian kita ya..
2. Don't say to anyone unless you can say to everyone.
Jangan katakan sesuatu kepada seseorang, kecuali kita bisa mengatakannya kepada semua orang..
3. Don't say inside what you cant say outside
4. Don't say unless it is true, useful or kind.
Ini nyambung dengan pepatah kita, Diam itu Emas
Aku mau praktekin ah, mulai dari point satu dulu selama 1 minggu..kalau terus lanjut ke poin-poin berikutnya
Dengan mempraktekkan Queiting the Mind ini, itu artinya kita rajin berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar kita loh. Dengan begitu, intuisi menjadi lebih kuat, firasatpun menjadi lebih tajam
Project7 hari III
When you reach the heart of life you shall find beauty in all things, even in the eyes that are blind to beauty-KG
Wednesday, March 9, 2011
Tuesday, March 8, 2011
Identitas Diri
Semua perilaku dan tindakan selalu di dorong oleh keyakinan.
Di dalam keyakinan itu sendiri, tidak ada yang benar atau salah. Ini masalah apa yang kita percayai.
Keyakinan yg paling kuat yang paling mempengaruhi hidup manusia adalah keyakinan tentang siapa diri kita yaitu identitas kita. Apa yang kita yakini tentang diri kita. Cantik? Cerdas? Bijaksana? Jelek? Ceroboh? Pemalas?
Padahal, kekuatan yg paling besar di dalam kepribadian manusia adalah keinginan untuk tetap konsisten dgn identitas yg kita percayai atas diri kita. Kalau kita punya keyakinan, bahwa kita tidak pandai dan tidak berbakat berbisnis..maka tindakan kitapun mengarah kesana kan? apapun yang kita lakukan, hanyalah untuk pembuktian keyakinan kita itu benar.
Lalu, bagaimana sih munculnya identitas itu..
Identitas terbentuk dr :
1. Apa yg kita lihat
2. Apa yg kita rasa
3. Apa yg kita dengar
Seorang anak yang dari kecil terus menerus mendengar makian dari orang tuanya, perkataan merendahkan seperti "bodoh" akan tumbuh sebagai anak yang memiliki keyakinan bahwa dirinya bodoh.
Sebaliknya, seorang anak yang terus menerus mendengar kata pujian, kata-kata positif dan penuh emosi yang baik, akan tumbuh menjadi anak yang punya keyakinan dirinya dicintai dan memiliki orang-orang yang mencintai dirinya.
Dengan begitu, kita sepakat kan kalau Identitas itu ada dua:
1. Identitas yg mendukung (membuat kita berdaya mencapai kehidupan yg kt inginkan
2. Identitas yg menghambat (membuat kita tdk berdaya u/ mencapai kehidupan yg kita inginkan)
Lalu, sekarang, indentitas apakah yang anda miliki?
sudahkan mendukung, memberdayakan kita??
hohoho, postingan kedua, dalam #project7 hari..Semangat!!
Di dalam keyakinan itu sendiri, tidak ada yang benar atau salah. Ini masalah apa yang kita percayai.
Keyakinan yg paling kuat yang paling mempengaruhi hidup manusia adalah keyakinan tentang siapa diri kita yaitu identitas kita. Apa yang kita yakini tentang diri kita. Cantik? Cerdas? Bijaksana? Jelek? Ceroboh? Pemalas?
Padahal, kekuatan yg paling besar di dalam kepribadian manusia adalah keinginan untuk tetap konsisten dgn identitas yg kita percayai atas diri kita. Kalau kita punya keyakinan, bahwa kita tidak pandai dan tidak berbakat berbisnis..maka tindakan kitapun mengarah kesana kan? apapun yang kita lakukan, hanyalah untuk pembuktian keyakinan kita itu benar.
Lalu, bagaimana sih munculnya identitas itu..
Identitas terbentuk dr :
1. Apa yg kita lihat
2. Apa yg kita rasa
3. Apa yg kita dengar
Seorang anak yang dari kecil terus menerus mendengar makian dari orang tuanya, perkataan merendahkan seperti "bodoh" akan tumbuh sebagai anak yang memiliki keyakinan bahwa dirinya bodoh.
Sebaliknya, seorang anak yang terus menerus mendengar kata pujian, kata-kata positif dan penuh emosi yang baik, akan tumbuh menjadi anak yang punya keyakinan dirinya dicintai dan memiliki orang-orang yang mencintai dirinya.
Dengan begitu, kita sepakat kan kalau Identitas itu ada dua:
1. Identitas yg mendukung (membuat kita berdaya mencapai kehidupan yg kt inginkan
2. Identitas yg menghambat (membuat kita tdk berdaya u/ mencapai kehidupan yg kita inginkan)
Lalu, sekarang, indentitas apakah yang anda miliki?
sudahkan mendukung, memberdayakan kita??
hohoho, postingan kedua, dalam #project7 hari..Semangat!!
Monday, March 7, 2011
Day1-Project7 hari
Wah. Kemakan omongan sendiri. Sabtu kemarin,waktu ada acara BookClub moz5 di tebet kmrn bersama mba ninit istribawel, aku usulkan gimana kalo kita selama 7 hari rutin berturut2 nulis blog. Hehe itung2 latihan nulis teratur. Waks, sekarang kena deh...hmm binun mau mulai nulis apa untuk memulai proyek7hari ini :)
Sekarang, mau cerita apa ya?
Dari kemarin, hari minggu, aku ikutan Hypnosis Summit, plus hari ini diskusi panjang lebar dengan Mas Arif Samil, seorang Life Coach, Business Coach, NLP Practitioner, Hynoterapist, banyak banget yang ingin di sharing. Tapi sharingnya menyusul aja ya.
Karena tadi mlm jam 7an, aku ngalamin kejadian yang bener-bener bikin emosi jiwa hehehe. Padahal baru tadi sore, bertekad untuk mulai disiplin menyebarkan energi positif, cinta, kasih, dan senyum manis. Ndilalah, langsung dikasih ujian pertama.
Jadi gini. Abis maghrib ini ada jadwal kiya ketemu dr Rehab mediknya, Dr Ni Luh di klinik Anakku Kelapa Gading. Lusa beliau mau belajar ke LN selama berbulan-bulan. Jadi musti bela-belain dong. Ayah meluncur ke klinik dari kantor, mama dari Fatmawati, kiya dan mbak janah di anter sama Pak Muslim.
Weksss, jalanan macet dimana-mana ya bow. Iyalah, pastinya. Tapi ini diluar perkiraan. Makanya update ke suami, aku udah disini, di jalan bla..bla.., biar dia dpt gambaran bentar lagi udah mau sampe. Pas nyampe klinik, waks pas dapat sms dari suami, Kiya udah gak ada, dah selesai ama dokternya dan sekarang di lapiazza. Setelah muter-muter mencari, akhirnya ketemu juga. Ssshhhh susah amat ngubungin suami, jadi aku muter2 dulu deh baru ketemu.
Kesel karena gak keburu ngejar terapi kiya. Plus laper. Plus abis macet2an ria. Komplit. Btw, aku kalo namanya laper benar2 gak bisa nahan. Iya sih, semua orang gak suka pas lapar, tapi kalo aku bener-bener deh, yang namanya lapar, rewel banget. Apalagi kalau kena lapar akut,sampe ke pusing, bawaannya mau marah-marah. Emosi jiwa.
Tadi pun aku merasa, daripada kesel, dan melakukan sesuatu yg akan kusesali, aku ijin ke suami mau beli roti dulu deh sebelum pulang. Sekalian isi perut sekalian beli bekal caca besok ke sekolah.
Jalanlah kami ke MKG1 menuju bakery langganan. Saking laper dan pengen cepet-cepet beli roti dan pulang, aku jalan di depan. Sesekali nengok ke belakang, Yes, ada suami, anak, dan mbak janah. Begitu milih2 roti, nengok lagi mereka gak ada! Pas mau bayar binun dong, karena tas ku termasuk didalamnya ada BBku dibawa sama Janah. Clingak clinguk gak keliatan juga. "Biarin deh, bentar lagi nongol kali" pikirku.
Laahhh ini kok gak nongol2 sih...Arrrghhhh. Muter2 seputaran FreshMarket, dan MKG 1, mereka gak keliatan juga. Fyuuhhh udah mulai kesel. Kalo Cuma kepisah aja mending, bisa nelpon ke hp, atau gw bisa bayar roti, dan nunggu mereka di depan toko rotinya kek, di mana kek. Atau ke wartel, nelpon mereka. *Eh, masih ada kan TelkomShop di jembatan Lapiazza?* Ini kan bawa dompet aja engga, BB juga. Hhhhhhh mulai kesel, kesellll. Mau minum air putih untuk meredam emosi jg gak bisa. Lah beli air kemasannya pake apa dong?
Akhirnya setelah capek keliling, aku mencoba memberanikan diri minjem hape orang buat nelpon suami. Pilah pilih bentar, dapatlah ibu2 yang lagi bersama suami, anak, menantu dan cucunya. Eehhh si ibu kayanya gak punya pulsa, tapi dia baik sekali minta tolong ke anaknya untuk minjemin hpnya ke aku. Huft, anak lelakinya dengan sinis, bilang “kalo memang cari suaminya mbak, minta diumumin aja ke informasi. Gak usah minjem HP orang!” idiiihh segitunya. Si ibunya sih merasa gak enak “udah mas pinjemin aja” si anaknya ini bersikukuh gak mau minjemin. Settt, gak liat ini udah keringetan. Dan emang ada tampangku, mau bawa kabur tuh hp? “Ya udah mas, bu, makasih banyak ya. Saya coba ke informasi” sebenernya sih males bgt ke informasi, emang jaman sekarang, ada gitu pengumuman di mal, kepada bapak A, ditunggu di lobi. Hehe udah jarang yaaa...soale lebih cepet menghubungi via hp sih.
Pas lagi dengan berat hati berusaha menyeret langkah ke MKG2 lokasi dimana counter informasi itu berada, Jreng Jreeengggg, aku lihat mereka! Naaahhh itu dia! Maka, aku berusaha narik nafas dalam-dalam, supaya gak marah. Gak kesel. Hhhhhffffff.
“Kemanaaaaaa siiiiiiihhhhhhhh? Kok menghilangg? Dicariin juga, kemana-mana. Kan tahu aku ke toko roti, kan tadi dibelakang aku, kok menghilang? Gimana mau bayar rotinya? Mau nelpon aja susah, orang tas dan bb kan kamu pegang Janah!”
Hiyaaaaalooohh keluar deh omelan panjangku. "Jalan ngeloyor aja sih, kan tahu aku kalo beli roti pas ti disini, ngapain pada ke Jco. Udah jelas-jelas, aku gak pernah beli Jco untuk dibawah pulang!! bla...bla..bla...” omelan panjang terus berlanjut. Hhhhhhh. Kan tadi gak mau marah. Tapi gak bisaaaaaa! Aku kesal banget.
Setelah marah-marah, aku mendapati diri dalam keadaan merasa bersalah. Dan Capek! Hmmmmm ya pastilah. Untung aja suami, gak mau ngeladenin omelan aku, dia diam aja. Jadi setelah di dalam mobil, AC mobil mendinginkan suhu tubuh, sekaligus suhu hatiku Emang sih kejadian tadi ngeselin banget. Disaat kita capek, pusing akibat lapar, dan ketinggalan sesi terapi kiya, begitu ada kejadian kecil yg gak asik, akhirnya kita mendapatkan diri marah, kesel, dan kemudian melakukan hal-hal bodoh. Hhhhhh.
Disinilah kita butuh kontrol emosi, untuk bisa mengotrol tindakan kita. Saat aku tadi kesal, itu sesuatu yang wajar. Manusiawi. Tapi yang seharusnya terjadi, aku tidak boleh dikuasai oleh emosi. “Okay, ini memang ngeselin. Tapi jangan sampai aku jadi marah gak jelas. Pasti ada penjelasan. Sangat mungkin sekali, tadi aku yang kurang jelas kasih informasi. Coba deh tanya dulu, kenapa mereka tiba-tiba gak ada dibelakangku.” Bukan malah ngomel di tengah Mal gitu.
Dan diperparah, karena aku merasa benar sendiri. Merasa sudah dengan jelas memberitahukan akan ke bakery langganan. Suami juga ngotot mendengar aku menyebut nama Jco. Bukan bakery. Haha. Sama-sama ngotot. Padahal udah gak penting lagi dibahas, wong yg penting udah ketemu kan? Next time, yah sama-sama diperjelas aja komunikasinya. Jangan mikirnya “lahhh kan dari dulu juga kalo beli roti pasti ke sini kaleeee” atau “hhhh masa gak tau kalau aku mau beli roti?” yang sudah jelas buat kita, belum tentu jelas buat orang lain. Bahkan pasangan kita sekalipun. Maklum, lagi laper berat. *alasan*
Pesan moralnya lagi, kalau lagi lapar, aku mah mendingan diam aja kali ya. Jangan coba-coba melakukan aktifitas fisik atau yang harus mikir. Atau yang harus nyari sesuatu. Waks bisa bertaring, bertanduk. Hmmmmmm.
Oiya, jangan segan-segan juga untuk membantu orang lain yang lagi kesusahan atau kerepotan. Apa sih susahnya minjemin Hp? Kalaupun gak mau minjemin hp,gak perlu sinis terhadap orang lain. Mungkin sih kita curiga, jangan-jangan mau nipu, mau bawa kabur hp kita. Waspada sih perlu, tapi kalau kita terlalu parno, akhirnya malah lewat deh kesempatan membantu orang yang lagi kesusahan. Hehe, aku bener-bener kerepotan loh tadi..udah ngos-ngosan pula, tawaf nyari suami dan anak di mal :D
Hore, postingan hari I di project7 hari kesampaian juga.Semangat! Ganbarimasu!
Sekarang, mau cerita apa ya?
Dari kemarin, hari minggu, aku ikutan Hypnosis Summit, plus hari ini diskusi panjang lebar dengan Mas Arif Samil, seorang Life Coach, Business Coach, NLP Practitioner, Hynoterapist, banyak banget yang ingin di sharing. Tapi sharingnya menyusul aja ya.
Karena tadi mlm jam 7an, aku ngalamin kejadian yang bener-bener bikin emosi jiwa hehehe. Padahal baru tadi sore, bertekad untuk mulai disiplin menyebarkan energi positif, cinta, kasih, dan senyum manis. Ndilalah, langsung dikasih ujian pertama.
Jadi gini. Abis maghrib ini ada jadwal kiya ketemu dr Rehab mediknya, Dr Ni Luh di klinik Anakku Kelapa Gading. Lusa beliau mau belajar ke LN selama berbulan-bulan. Jadi musti bela-belain dong. Ayah meluncur ke klinik dari kantor, mama dari Fatmawati, kiya dan mbak janah di anter sama Pak Muslim.
Weksss, jalanan macet dimana-mana ya bow. Iyalah, pastinya. Tapi ini diluar perkiraan. Makanya update ke suami, aku udah disini, di jalan bla..bla.., biar dia dpt gambaran bentar lagi udah mau sampe. Pas nyampe klinik, waks pas dapat sms dari suami, Kiya udah gak ada, dah selesai ama dokternya dan sekarang di lapiazza. Setelah muter-muter mencari, akhirnya ketemu juga. Ssshhhh susah amat ngubungin suami, jadi aku muter2 dulu deh baru ketemu.
Kesel karena gak keburu ngejar terapi kiya. Plus laper. Plus abis macet2an ria. Komplit. Btw, aku kalo namanya laper benar2 gak bisa nahan. Iya sih, semua orang gak suka pas lapar, tapi kalo aku bener-bener deh, yang namanya lapar, rewel banget. Apalagi kalau kena lapar akut,sampe ke pusing, bawaannya mau marah-marah. Emosi jiwa.
Tadi pun aku merasa, daripada kesel, dan melakukan sesuatu yg akan kusesali, aku ijin ke suami mau beli roti dulu deh sebelum pulang. Sekalian isi perut sekalian beli bekal caca besok ke sekolah.
Jalanlah kami ke MKG1 menuju bakery langganan. Saking laper dan pengen cepet-cepet beli roti dan pulang, aku jalan di depan. Sesekali nengok ke belakang, Yes, ada suami, anak, dan mbak janah. Begitu milih2 roti, nengok lagi mereka gak ada! Pas mau bayar binun dong, karena tas ku termasuk didalamnya ada BBku dibawa sama Janah. Clingak clinguk gak keliatan juga. "Biarin deh, bentar lagi nongol kali" pikirku.
Laahhh ini kok gak nongol2 sih...Arrrghhhh. Muter2 seputaran FreshMarket, dan MKG 1, mereka gak keliatan juga. Fyuuhhh udah mulai kesel. Kalo Cuma kepisah aja mending, bisa nelpon ke hp, atau gw bisa bayar roti, dan nunggu mereka di depan toko rotinya kek, di mana kek. Atau ke wartel, nelpon mereka. *Eh, masih ada kan TelkomShop di jembatan Lapiazza?* Ini kan bawa dompet aja engga, BB juga. Hhhhhhh mulai kesel, kesellll. Mau minum air putih untuk meredam emosi jg gak bisa. Lah beli air kemasannya pake apa dong?
Akhirnya setelah capek keliling, aku mencoba memberanikan diri minjem hape orang buat nelpon suami. Pilah pilih bentar, dapatlah ibu2 yang lagi bersama suami, anak, menantu dan cucunya. Eehhh si ibu kayanya gak punya pulsa, tapi dia baik sekali minta tolong ke anaknya untuk minjemin hpnya ke aku. Huft, anak lelakinya dengan sinis, bilang “kalo memang cari suaminya mbak, minta diumumin aja ke informasi. Gak usah minjem HP orang!” idiiihh segitunya. Si ibunya sih merasa gak enak “udah mas pinjemin aja” si anaknya ini bersikukuh gak mau minjemin. Settt, gak liat ini udah keringetan. Dan emang ada tampangku, mau bawa kabur tuh hp? “Ya udah mas, bu, makasih banyak ya. Saya coba ke informasi” sebenernya sih males bgt ke informasi, emang jaman sekarang, ada gitu pengumuman di mal, kepada bapak A, ditunggu di lobi. Hehe udah jarang yaaa...soale lebih cepet menghubungi via hp sih.
Pas lagi dengan berat hati berusaha menyeret langkah ke MKG2 lokasi dimana counter informasi itu berada, Jreng Jreeengggg, aku lihat mereka! Naaahhh itu dia! Maka, aku berusaha narik nafas dalam-dalam, supaya gak marah. Gak kesel. Hhhhhffffff.
“Kemanaaaaaa siiiiiiihhhhhhhh? Kok menghilangg? Dicariin juga, kemana-mana. Kan tahu aku ke toko roti, kan tadi dibelakang aku, kok menghilang? Gimana mau bayar rotinya? Mau nelpon aja susah, orang tas dan bb kan kamu pegang Janah!”
Hiyaaaaalooohh keluar deh omelan panjangku. "Jalan ngeloyor aja sih, kan tahu aku kalo beli roti pas ti disini, ngapain pada ke Jco. Udah jelas-jelas, aku gak pernah beli Jco untuk dibawah pulang!! bla...bla..bla...” omelan panjang terus berlanjut. Hhhhhhh. Kan tadi gak mau marah. Tapi gak bisaaaaaa! Aku kesal banget.
Setelah marah-marah, aku mendapati diri dalam keadaan merasa bersalah. Dan Capek! Hmmmmm ya pastilah. Untung aja suami, gak mau ngeladenin omelan aku, dia diam aja. Jadi setelah di dalam mobil, AC mobil mendinginkan suhu tubuh, sekaligus suhu hatiku Emang sih kejadian tadi ngeselin banget. Disaat kita capek, pusing akibat lapar, dan ketinggalan sesi terapi kiya, begitu ada kejadian kecil yg gak asik, akhirnya kita mendapatkan diri marah, kesel, dan kemudian melakukan hal-hal bodoh. Hhhhhh.
Disinilah kita butuh kontrol emosi, untuk bisa mengotrol tindakan kita. Saat aku tadi kesal, itu sesuatu yang wajar. Manusiawi. Tapi yang seharusnya terjadi, aku tidak boleh dikuasai oleh emosi. “Okay, ini memang ngeselin. Tapi jangan sampai aku jadi marah gak jelas. Pasti ada penjelasan. Sangat mungkin sekali, tadi aku yang kurang jelas kasih informasi. Coba deh tanya dulu, kenapa mereka tiba-tiba gak ada dibelakangku.” Bukan malah ngomel di tengah Mal gitu.
Dan diperparah, karena aku merasa benar sendiri. Merasa sudah dengan jelas memberitahukan akan ke bakery langganan. Suami juga ngotot mendengar aku menyebut nama Jco. Bukan bakery. Haha. Sama-sama ngotot. Padahal udah gak penting lagi dibahas, wong yg penting udah ketemu kan? Next time, yah sama-sama diperjelas aja komunikasinya. Jangan mikirnya “lahhh kan dari dulu juga kalo beli roti pasti ke sini kaleeee” atau “hhhh masa gak tau kalau aku mau beli roti?” yang sudah jelas buat kita, belum tentu jelas buat orang lain. Bahkan pasangan kita sekalipun. Maklum, lagi laper berat. *alasan*
Pesan moralnya lagi, kalau lagi lapar, aku mah mendingan diam aja kali ya. Jangan coba-coba melakukan aktifitas fisik atau yang harus mikir. Atau yang harus nyari sesuatu. Waks bisa bertaring, bertanduk. Hmmmmmm.
Oiya, jangan segan-segan juga untuk membantu orang lain yang lagi kesusahan atau kerepotan. Apa sih susahnya minjemin Hp? Kalaupun gak mau minjemin hp,gak perlu sinis terhadap orang lain. Mungkin sih kita curiga, jangan-jangan mau nipu, mau bawa kabur hp kita. Waspada sih perlu, tapi kalau kita terlalu parno, akhirnya malah lewat deh kesempatan membantu orang yang lagi kesusahan. Hehe, aku bener-bener kerepotan loh tadi..udah ngos-ngosan pula, tawaf nyari suami dan anak di mal :D
Hore, postingan hari I di project7 hari kesampaian juga.Semangat! Ganbarimasu!
Subscribe to:
Posts (Atom)