Monday, August 25, 2008

moz5 ada di tabloid nova

*Untuk foto2 lainnya, bisa liat<http://www.tabloidnova.com/article> atau beli aja versi cetaknya hehe*

Salon Khusus Wanita "Maaf, Kaum Adam Dilarang Masuk!"

Salon khusus wanita kini semakin mudah ditemukan di mana-mana. Bagi yang ingin merawat diri seharian pun tak perlu lagi khawatir terganggu kehadiran kaum Adam. Pintu pun dikunci rapat-rapat!

Merawat tubuh dan wajah sepertinya sudah jadi kebutuhan kaum Hawa. Untuk menciptakan kenyamanan bagi pelanggan, para pengusaha kini mulai membuka salon khusus wanita. Di kawasan Jabodetabek saja, ada beberapa salon yang bisa dipilih. Salah satunya moz5 (baca: muslimah, Red.) di Jalan Margonda Raya, Depok, yang berdiri sejak 2002. Salon milik Yulia Astuti (32) ini menawarkan perawatan badan mulai dari lulur, refleksi, hair spa, hingga totok aura.

Kejelian Yuli membidik pasar kaum muslimah ini diawali hobinya melakukan perawatan diri di salon. "Waktu itu, setiap kali pergi ke salon, bawaannya mau cepat-cepat selesai. Soalnya, khawatir ada laki-laki masuk."

Tanpa dasar pengetahuan soal salon, ibu dua anak ini kemudian memberanikan diri mendirikan salon mungil khusus muslimah. Tak disangka, sejak buka pertama kali, peminat membeludak. Yuli pun memberanikan diri memperbesar salonnya. "Saya bilang, ini salon tumbuh. Dari cuma kontrak tempat kecil, lalu diperluas, dan diperluas lagi hingga sekarang."Awalnya, hanya kaum muslimah berkerudung dan berjilbab saja yang masuk ke salon Yuli. "Tapi akhir-akhir ini, yang tidak berjilbab pun jadi pelanggan kami.

TUKANG KERJA MALAMSetiap pelanggan yang melakukan perawatan di situ, dijanjikan memperoleh kenyamanan dan keamanan. "Maksudnya, tidak ada laki-laki yang masuk saat perawatan. Kalaupun kami melakukan perbaikan gedung atau listrik, tukangnya diminta kerja malam."

Namun, bagi yang belum pernah ke moz5, sebaiknya perhatikan hari kedatangan. Pasalnya, Jumat, Sabtu, dan Minggu, salon nyaris terus penuh. Bahkan, salah satu waralabanya di kawasan Palmerah menyarankan pelanggan yang hendak lulur, spa, dan refleksi, mendaftar per telepon lebih dulu agar dapat tempat.

"Kalau hanya creambath atau gunting rambut masih bisa, sebab tempatnya terpisah. Sebenarnya, sih, tidak harus booking tempat dulu. Mungkin karena pelanggan kami tahu setiap hari-hari itu penuh, jadi mereka telepon dulu agar kebagian tempat," kata Yuli yang juga menjaring member VIP bekerjasama dengan salah satu bank. "Keuntungan jadi member, selain dapat diskon juga dapat voucher setiap bulannya."

Salon moz5 kini telah memiliki empat cabang dan empat waralaba. Harga perawatan di delapan salon itu sama, kecuali bila pelanggan mengambil paket perawatan atau dalam masa promo. "Ada selisih harga sedikit. Jadi, sebaiknya pilih perawatan paket."

KETULARAN IBU
Selain Yulia, Linda Djuwita Djalil juga membuka salon khusus perempuan, Allesa. Salon mungil berlantai dua itu berada di Jalan Benda 54 B, Kemang (Jaksel). Pertama kali memasuki ruangan salon di lantai bawah, terasa suasana rumah. Di pojok ruangan, bertengger rak buku. Ada tumpukan mainan anak serta sofa untuk pengunjung duduk menunggu giliran. Ada pula sederet baju dan tas tergantung di rak besi yang dijual dengan harga terjangkau.

Allesa tak sekadar salon, melainkan merangkap sebagai mini butik, perpustakaan, sekaligus tempat mencari teman. Konsep ini dipilih Linda yang memang hobi menjalin relasi dengan orang-orang baru yang datang di salonnya.Diungkapkan Linda, salon yang memakai nama anak semata wayangnya itu didirikan tahun 2000. "Awalnya mengontrak tak jauh dari rumah lalu tahun 2004 pindah ke sini."

Mantan wartawati ini mengaku, sejak kecil sering diminta menemani sang bunda ke salon. "Salon yang didatangi ibu saya itu nyaman seperti rumah sendiri. Pelayanannya pun seperti keluarga sendiri." Menginjak remaja, Linda ketularan hobi keluar-masuk salon untuk melakukan perawatan rambut.

KUNCI PINTU
Berbagai salon telah dicobanya, hingga akhirnya sampai pada satu kesimpulan, "Ada salon yang megah mewah, styling rambutnya gaya, menyisir rambutnya hebat, tapi suasananya tidak menyenangkan. Kapsternya teriak-teriak. Sesama kapster bergosip, sehingga didengar pelanggan. Ada pula salon yang jorok."

Dari sana, tumbuh niat Linda membuka salon. "Meski belum berjilbab, sejak dulu saya punya perasaan kurang enak setiap kali rambut saya dicuci shampoo boy. Apalagi, saat creambath, leher dan bahu saya dipijit-pijit lelaki. Lebih risih lagi jika saat creambath, di sebelah ada laki-laki, sehingga pundak saya terlihat. Saya tidak menyalahkan mereka. Namanya juga salon untuk laki-perempuan."

Meski salon yang Linda dirikan khusus untuk perempuan, ia tak membatasi tamunya harus dari golongan tertentu."Semua tamu bagi saya istimewa. Yang jelas, laki-laki tidak boleh masuk. Itu sebabnya pintu selalu kami kunci," tutur Linda yang memiliki pelanggan mulai dari pemilik warteg hingga istri mantan menteri.

"Teman-teman pengajian saya juga nyalon di sini. Mereka kemudian membawa teman-teman lainnya. Semua pelanggan saya anggap keluarga sendiri agar mereka senang dan kembali ke sini. Jangan sampai hanya sekali datang, lalu pindah ke salon lain."

SI KECIL JADI TAMU ISTIMEWA
Bukan cuma si ibu yang dirawat kecantikannya, Linda dan Yulia juga memanjakan anak para pelanggan. "Anak-anak banyak yang ingin minta rambutnya di-spa atau dirawat kukunya. Ya, terpaksa saya turuti. Bisa jadi mereka ikut-ikutan ibunya atau terpengaruh gaya hidup idola mereka di televisi," kata Yulia yang mematok biaya Rp 20 ribu untuk hair spa anak-anak .

Sementara Linda yang mengusung konsep kekeluargaan, menyediakan aneka mainan anak bagi tamu yang membawa putra-putrinya. Ia tak keberatan anak-anak itu bermain dan membuat berantakan ruang salonnya. "Saya amat cinta kebersihan, tapi saya tak keberatan anak-anak tamu saya bermain di ruang salon saya," katanya.

Selain mainan, Linda juga sengaja menempatkan rak buku di salonnya. "Tujuannya supaya tamu tertarik meluangkan waktu melihat buku-buku yang mungkin tidak ada di rumahnya. Jadi, saat di-creambath jangan hanya membaca majalah wanita saja. Perempuan harus cantik luar-dalam. Punya kepandaian. Caranya? Dengan membaca buku!"

Rini Sulistyati
dari : http://www.tabloidnova.com/article

Tuesday, August 19, 2008

Movement Skill

Masih inget kasus Kiya, my little Angel? Terakhir kan aku nulis di sini diamengikuti terapi SI di Kilinik Terapi OT RSCM. Tapi apa boleh buat, sudah 1 bulan ini terpaksa aku stop terapi di sana. Karena Kiya selalu meraung2 di ruang terapi, bahkan belakangan, baru memasuki wilayah RSCM aja dia udah nge-bombay! Ya udah aku terapi sendiri di rumah aja.

Nah, minggu lalu akhirnya bisa konsultasi lagi ke dr Luh, Spesialis Rehap Medik. Setelah sabar menanti kurang lebih 3 minggu. Alhamdulillah, hasil observasi beliau, kiya sudah mengalami banyak perkembangan! Tentunya ini kabar yang menggembirakan, buat kami, buat aku khususnya.

Bahkan beliau juga menyarankan untuk tetap terapi di rumah saja. Kalau memang itu membuat Kiya dan aku nyaman. Tetapi yah, harus disiplin dan full komitmen. Ada banyak PR yangmusti kami lakukan, kalau mau berhasil mencapai target, 1 bulan kiya harus bisa lari!” Hah?? Gak salah tuh Dok?” Komentar spontan aku. Yang segera di samber dr LUH “LOH IYA MAMA, MAMA HARUS OPTIMIS DONG! KIYA BISA KOK”

Iya ya, kenapa aku skeptis? Lha wong dr Luh aja yang ahli dibidangnya ini menyatakan KIYA SANGGUP!
OK, Aku ambil tantangannya!

Seperti biasa, dr Luh menjelaskan semuanya dengan sangat terperinci, mudah dimengerti, dan mudah diingat. Beliau juga membuat catatan di kertas untuk aku. Yang banyak kami bicarakan, gak jauh2 dari movement skill. Yang mana Movement Skill (MS) ini adalah hasil dari kerjasama dari beberapa fungsi-fungsi strategis. Apa aja itu? simak di bawah :

1. Pola Gerak
Ini basic banget. Harus ada pola geraknya dulu. Alhamdulillah kiya sudah ada polanya. Bagus sekali untuk anak dengankasus spt Kiya. Kiya merangkak, memanjat, melangkah, dan gerakan motorik kasar lainnya dengan teratur dan mantap.

2. Otot
Otot yang kuat dan ukuran yang sesuai sangat menunjang MS. Iyalah, kalo ototnya kecil dan lemah, tentunya juga gak sanggup gerak ya. Pertumbuhan otot sangat dipengaruhi dengan kualitas dan keseimbangan Gizi.
Untuk Kiya, walaupun makannya gak bermasalah (Halah kiya itu gembul bgt, sangat sangat antusias sama makanan apa aja) tetapi tetap aja badannya gak gemuk2 (makanya mau tes mantoux minggu depan). Otot paha dalam masih agak kecil. Otot di punggung dan sepanjang tulang belakang juga masih sangat kecil. Ini yang harus dibentuk nih.

3. Persepsi
Wihhh jangan salah. Untuk Bergerak aja, ternyata ada fungsi persepsi yang membuat kita bisa melakukan gerakan, bahkan untuk gerakan paling sederhana sekalipun seperti menarik nafas ya?. Misalnya, untuk mengambil suatu obyek yang jaraknya 2 meter di depan kiya. Fungsi persepsi inilah yang menghasilkan pemikiran di benak kiya bahwa dia harus maju ke depan.

4. Praxis
Istilahnya kayanya buat kita yang awam jarang didengar kali ya. Ini maksudnya Motor Learning. Apa ya gampangnya? Hmmm belajar bergerak proporsional. Misalnya tadi, mau mengambil object. Setelah ada persepsi yang menggerakkan kiya untuk maju. Fungsi Praxis ini yang menggerakkan kiya merangkak, dan kemudian, kiya menggerakkan tangan (saja) untuk meraih benda tersebut. Gak perlu semua badan yang maju meraih (ini untuk kasus praxisnya masih tidak terlatih). Kadang-kadang, kiya mau makan sesuatu dari piring, mulutnya semua yang menghampiri piring, bukan tangan yang meraihnya dan memasukkan ke dalam mulut.

5. Koordinasi
Harus ada koordinasi gerak persepsi dan praxis. Koordinasi yang gagal inilah yang bisa membuat si anak frustasi dan kemudian menjadi irritable (marah, nangis, meraung2)

6. Kognitif
Kognitif si anak akan berkembang seiring learning proses.

Wah luar biasa ya. Mengetahui ini semua, mebuat aku selalu berucap dalam hati Subhanallah, segala puji bagi Allah.

Bayangkan, kita bergerak aja, tidak serta merta terjadi secara otomatis. Ada suatu sistem yang bekerja. Untuk gerakan sesederhana sekalipun, yang seringkali kita sendiri tidak sadar! Wow luarrrr biasaaa. Aku gak pernah menyangka semua ini, sungguh!!! Bahkan untuk bisa melangkah 1 tapak aja, Kiya harus melewati berbagai macam proses koordinasi. Pernahkah kita membayangkan, bahwa langkah kaki kita, atau tepisan tangan kita dari lalat, atau tarikan dan hembusan nafas kita merupakan hasil kerjasama dari fungsi-fungsi pola gerak, otot, persepsi, praxis, dll itu?Subhanallah. Lagi, aku belajar banyak dari Kiya, my little angel.


Mohon maaf kalau ada yang salah, tulisan ini semata apa yang aku tangkap dari diskusi dengan dr Luh. Mohon tanggapan dari teman-teman juga ya.


Yulia- Mama Caca & Kiya

Monday, August 18, 2008

Aku dan Ke-Indonesiaan-ku ; Berbagi Pengalaman


Ini kumpulan beberapa pengalaman yang sedikit banyak berkaitan degan rasa nasionalisme aku. Untungnya dulu, aku punya kebiasaan nulis buku diary. Jadi bertahun-tahun lewat juga, kita masih bisa belajar dari pengalaman silam berkat buku diary. Sekarang sih, udah gak jaman diary kali ya, udah ganti sama Blog!

Bertahun-tahun lampau, saat berkesempatan belajar di Negeri Sakura, di kota Tokyo, aku punya kesempatan bergaul teman-teman dari berbagai Negara.Ada yang dari Korea, Cina, Taiwan, Hongkong, Malaysia, German, Perancis, Thai, dan Amrik. Tentu aja dari Jepang juga dong. Yang kebetulan akrab dengan aku dan pipoy, sahabatku dari UI juga, adalah Flo mahasiswi asal Bourdeaux, France. Kita satu asrama, dank arena satu kelas juga, kita jadi sering melewatkan waktu bersama.

Nah yang seringkali menarik adalah antusiasme aku ketika menghadapi atau melihat segala sesuatu yang menurut aku luar biasa. Misalnya, saat melihat Tokyo Eki (Station Tokyo) yang gede dan bagus. Aku yang selalu mengagumi suasana di Tokyo Eki selalu diketawain sama Flo. Menurut dia, stasiun itu sama sekali biasa. Gak canggih, gak keren. Biasa bgt.

Apalagi kalo liat Shinkansen, Kereta Peluru, karena kecepatannya menyamai peluru, 500km/jam bo! Eh bener ga ya? Pokoke, kereta itu cepet bgt deh. Silakan Tanya sama Om Google. Dengan bentukmoncong yang cantik dan gayanya yang anggun, sumpeh akusampe menganga kalo melihat kereta itu.

Dan reaksi Flo? “ Ah itu sih biasa, kita juga punya tuh di France!!”
Masalahnya kan, kita belum punya tuh di Indonesia, dan lagi emang itu kereta cantik dan keren bgt sih.

Pernah lagi dalam kesempatan mengunjungi Museum Nasional. Seperti umumnya museum nasional di kota-kota besar, di Negara maju. Museum Nasional Tokyo yang kami kunjungi bersama teman2 kampus ini, juga sangat besar, canggih, lengkap, bersih, keren abisss deh. Aku terkagum2. Dikit-dikit ngomong “Sugoi ne” (hebat ya). Eh malah dikomentarin sama temen dari amrik “memang koleksinya lengkap sih, tapi biasa kan? Namanya juga museum nasional, ya udah seharusnya dong besar dan lengkap??” Ngomongnya datar-datar aja tuh.

Iya juga sih, masalahnya kan museum nasional kita tidak (mungkin belum) secanggih dan sebagus itu. Wajar dong aku terkagum-kagum…

Suatu hari, aku dan temen2 dari Indonesia jalan ke Tokyo Tower. Keesokan harinya aku cerita ke temenku, Flo. Cerita gimana kagum dan senengnya aku ke sana. Eh dikomentarin apa sama Flo? Di bilang gini “Ah itukan tiruannya Menara Eiffel, jadi gak ada bagusnya sama sekali!”
Halah halah.

Di kampus ada anak Thailand. Aku sering kali berantem debat sama dia. Dia ngotot bilang Sepak Takraw asalnya dari Negerinya. Sementara aku keukeuh sumeukeh bahwa Sepak Takraw asalnya dari Indonesia. Konon asalnya dari Bugis ya. Jadi aku selalu insist mengatakan Sepak Takraw asalnya dari Indonesia. Nah temenku Fanny dari Hongkong yang akhirnya komentar “Emangnya penting bgt ya?asal muasal olah raga itu? Toh cuman masalah asal Negara, its not big deal kan?”
“Ya penting lah yaw, secara kan sepak takraw juga harusnya menjadi kebanggaan Indonesia dong. Kalau satu persatu diakuin Negara lain, trs apa yang bisa dibanggain lagi ya?”

Walo kalo dipikir2, Negara asal sama prestasi mana yang lebih penting? Buat apa Sepak Takraw asal Indonesia, kalo ternyata prestasi tim sepak takraw kita gak pernah kedengaran? Hehehe.

Oiya kampus Aisa univ, di Tokyo ini juga keren deh. Yang paling aku suka adalah perpustakaannya. Besar,lengkap, dan (lagi-lagi) canggih. Plus fasilitas internet juga. Maklum akhir 90an di Indonesia, Internet kan masih termasuk fasilitas mewah. Bahkan waktu itu boro-boro diUI ada fasilitas tsb.

Sedangkan di sana, semua kampus pasti adalah. Ada satu lantai yang menyediakan PC berjejer2 dan internet bisa bebas dipake kapanpun. Di sebelahnya ada ruang video dan audio. Dengan Bangku yang didesign untuk bersantai sambil nonton film. Di lobby juga tersedia beberapa PC plus internet. Begitu juga di perpustakaannya. Wah jadi bisa puas2in deh.

Sementara aku kegirangan karena bisa puas buka imel dan chating (hehe masa jahiliyah itu, aku hanya menggunakan internet untuk kedua fungsi tersebut), temenku yang lain, dari Jerman bilang "“Hah? Jadi kamu gak bisa pake internet di Negara kamu??”
Bukan gak bisa kaleeeee, jaranggggggg bgttt iya!!!

Ada lagi nih cerita lain. Di sana kan di taman-taman, di toilet, di mana aja deh, air yang keluar dari Kran, kan bisa langsung di minum. Kalo di Indonesia kan boro-boro tuh!! Jadi wajar dong kalo komentarku,” wahhh seneng ya, di sini enak banget, dari kran di taman aja, airnya bisa langsung diminum. Wuihhh canggih. Asikkkkk ya!!!”
Ms France ini lagi-lagi terkaget-kaget, “Jadi di Indonesia kita gak bisa minum air langsung dari kran?”

Kita juga sering diketawain orang seasrama, karena kita selalu aja merebus air di dapur. Hehe bawaan dari Indonesia, kalo air gak direbus, kayanya gimanaaa gitu. Kayanya gak bisa nelen air langsung dari Kran. Ini norak atau bodoh ya? Hehe.

Kalo hari ini sih, aku biasa minum air langsung dari kran di rumah, tapi itu karena pake water treatment.

Banyaklah kenorak-anku di sana. Cerita di atas hanya sebagian kecil.Tapi harusnya sih mereka, orang-orang dari Negara-negara maju itu, justru menjadi mensyukuri kehidupan mereka ya. Toh ternyata, hal-hal yang menurut mereka biasa bgt, ternyata buat aku, itu LUARR BIASAAA.

Ada lagi pengalaman ku dengan salju. Maklumlah anak Indonesia,ketemu salju yang menumpuk tebal, kebayang dong noraknya.

Kebetulan saat itu aku lagi liburan musim dingin di daerah utara jepang, namanya Pulai Hokkaido. Wuihhhh saljunya itu bisa numpuk setinggi 2 meter di atap-atap rumah loh. Jadi semua serba putihhhh sekali. Seperti cerita-cerita kartun serial HC Andrsen. Indah banget. Apalagi tipikal rumah-rumah jepang yang mungil-mungil dan kotak-kotak, ih pemandangan yang kaya mimpi deh.

Waktu itu aku tinggal di host parent di Tomamae, aku bersama Milie, pelajar asal Lyon, France. Aku baru ketemu dia liburan ini, ternyata dia titipan dari kenalan host parent aku.

Yang ada, milie sangat sangat cuek bahkan cenderung mengeluh dengan salju-salju itu. Sementara aku selalu kegirangan!!! Dia-milie- gak abis pikir, kenapa aku mau-maunya guling2an di salju. Mau-maunya pagi-pagi buta pake sekop membuang salju dari atap.

Buset, terlepas dari antusiasme aku dengan salju, itu kan udah sepantasnya dilakukan. Namanya juga lagi numpang di rumah orang, masa iya sih kita asik2 tidur bangun siang, sementara tuan rumah sibuk kerja keras menyingkirkan salju. Yang memang buat mereka, menyingkirkan salju itu pekerjaan berat. Capek dan bbbbrrrppppfff dingin!!

Milie juga selalu geleng-geleng kepala menyaksikan aku guling-gulingan di salu, sesekali makan saljunya malah! Sementara dia? Cuman berdiri2 di kamarnya dan menyaksikan aksiku dari jendela doang. Kalo aku sibuk main ski dia cuman liatin doang, atau aku main papan selunjur di salju, dia cuman duduk2 doang. Katanya sih, “Yahhh kalo salju gini doang mah, di kampung halamanku kan banyak, gak special tuh!!”

Iya sih, tapi kan di Indonesia kita cuman punya musim hujan, musim panas. Ada juga sih musim duku, musim rambutan, musim mangga, musim DBD, hehe.

Wah wah wah, aku bersyukur bgt deh jadi orang Indonesia. Saat kita punya kesempatan keluar negeri, khususnya mengunjungi Negara maju, kita jadi banyak menikmati. Banyak yang bikin kita terkejut, surprise, bikin kita norak! Banyak hal yang memperkaya pengalaman kita. Dan membuat kita jadi lebih happy!

Justru dengan kuculunan kita, dengan serba minimnya fasilitas, dengan kekurangan-kekurangan kita, eh malahan kita jauhhhhhh lebih menikmati, jauhhhh lebih cerita, dan jauhhh dari keluhan, seperti temen2ku yang kayanya ada aja yang bisa dikomplen.

Tapi mereka itu orang-orang baik loh. Aku tahu mereka sama sekali gak berniat untuk mengejek aku, atau menghina jepang sama sekali. Hanya saja, mungkin bagi mereka, di sana itu gak ada hal-hal yang menarik. Semua biasa aja, gak ada yang istimewa. Beda dengan aku dan pipoy sahabatku. Walaupun kita dari Jakarta (secara kan katanya Jakarta Kota metropolitan) tetap aja di sana aku seringkali norak kaya orang kampung masuk kota hihihi.

Suatu hari ada kesempatan wawancara dengan reporter majalah. Reporter tsb, orang jepang, bertanya “kalau kamu dikasih kesempatan untuk lahir kembali,kamu mau lahir lagi sebagai kebangsaan apa?”

Aku jawab dengan tegas “Ya orang Indonesia lagi dong!!"

Hidup Indonesia. Merdeka!

Yulia-Founder moz5 salon muslimah

Tuesday, August 12, 2008

The Art of War for Women


Di buku The Art Of War for Woman, pada salah satu babnya, Chin Ning-Chu menulis bahwa menjadi pimpinan di karir dan menjadi ibu rumah tangga bukanlah bentuk pilihan. Kenapa? Bukan sesuatu yang harus di pilih atau dipisah-pisah. Toh, keduanya menuntut kualitas yang sama.

Buku ini memang lebih membahas strategi bertahan dan sukses bagi seorang wanita karir.

Memenangkan “perang” di dunia karir. Walaupun begitu, sebenarnya berlakunya juga business owner.
Ada beberapa hal yang aku kurang sependapat tapi banyak hal yang aku setujui. Makanya pengen sharing juga di sini. Apa yang akan aku sharing adalah pendapat-pendapat aku pribadi atas pemikiran2 yang dituangkan oleh penulis. Pastinya kalau teman-teman membaca sendiri, mungkin aka nada interpretasi sendiri.

FYI, buku ini mengupas bagaimana strategi perang dari Sun Tzu bisa diterapkan oleh para perempuan.
Kembali ke kualitas yang sama-sama dituntut baik pada peran seorang ibu atau seorang business woman.

Ada hal yang aku catat, yaitu :
1. Kebijaksanaan
Yaiya banget lah ya. Gak jadi ibu gak jadi business woman, tentu kita butuh kebijaksanaan.Tapi khususnya menjadi ibu, hal ini menjadi tuntutan lebih karena kebijaksanaan inilah yang menjadi panduan kita dalam meberikan bimbingan kepada anak-anak kita.

Untuk business owner? Kebijaksanaan yang berlandaskan visi dan tentunya kompetensi teknis yang menjadi panduan akan kemana dan bagaimana bisnis tsb akan berjalan.

2. Kepercayaan
Wo ho ho ini juga jelas lah ya. In any kind of relationship juga pastinya butuh kepercayaan. Tapi, untuk menjadi ibu, memang dibutuhkan suatu kepercayaan dalam porsi besar. Kepercayaan kepada anak-anak kita, belief kita terhadap mereka, dan tentunya kepercayaan dari anak-anak juga. Kepercayaan yang dua arah.

Seorang business owner? Yah pasti dong, butuh kepercayaan dari orang-orang yang mendukungnya. Dan tanpa adanya kepercayaan, seorang business owner juga tidak bisa mendelegasikan tugas dan wewenang kepada tim-nya.

3. Kasih Sayang
Nah ini juga penting. MEmang,seorang perempuan tepatnya seorang ibu, sepertinya lekat dengan kata kasih sayang. Sapa sih yang gak percaya kalo kasih sayang ibu sepanjang masa?
Sejatinya kasih sayang adalah kekuatan yang bersumber dari dalam. Dengan kasih sayang juga seorang ibu bisa menerima dan memahami pendapat anak-anaknya.

Trus apa maksudnya pemimpin yang penuh kasih dong?
Salah satu ajaran Sun Tzu berkaitan akan kasih sayang seorang pemimpin salah satunya adalah

“Berikan pasukan Anda makanan yang sehat dan suplai yang banyak dan posisikan mereka di tempat tinggi yang terang, bebas penyakit, bukan di tempat gelap, tanah becek, di mana penyakit menular”

Berarti, kasih sayang gak melulu dalam bentuk sentuhan, pujian, dan kata-kata afirmasi aja bo’. Dengan menempatkan masing-masing anggota tim bisnis kita pada tempat yang sesuai dengan kemampuan dan karakter mereka, serta menjamin kesejahteraan mereka, itu juga bentuk kasih sayang seorang pemimpin loh. Ini berarti kan harus didahului dengan mengenal luar dalam akan masing-masing anggota tim kita juga dong. Tak kenal, tak sayang!

Kasih sayang juga berarti keadilan, adil pada kesempatan dan peluang. Semua orang berhak mendapatkan.

Kasih sayang juga berarti menerapkan disiplin, karena disiplin juga yang mengajarkan semua orang berada pada jalur yang benar. (Secara hari gini gituloh, Ayooo DISIPLINNN, hehe)

Kutipan dari Sun tzu lagi :
“Terlalu sering memberikan hadiah kepada pasukan mengisyaratkan anda hampir kehilangan sumber daya anda, terlalu sering memberikan hukuman kepada pasukan berarti anda sedang frustasi dengan keadaan anda.”

So, lakukan dengan proporsional. Jangan terlalu baik semata-mata untuk menjadi pemimpin yang disukai. Jangan juga terlalu keras, karena itu berarti kita frustasi akan situasi yang ada. Dan frustasi itu juga yang akan menular ke seluruh anggota tim.

4. Here we go, untuk menyeimbangkan kasih sayang adalah kualitas KETEGASAN. Kedua kualitas ini yang (sepertinya) bertolak belakang ini malahan berjalan beriringan. Kasih sayang tanpa ketegasan akan membuat anak kita menjadi pribadi yang manja. Ketegasan tanpa kasih saag, justru akan menciptakan pemberontakan.

Menjadi ibu yang baik atau business owner yang baik, harus bisa menyeimbangkan kekuatan yang saling bertentangan ini. Kasih sayang dipadukan dengan ketegasan, keberanian diharmonisasikan dengan ketakutan.

Ketegasan berarti juga kejelasan. Make it clear baby!
DENGAN MENYIAPKAN PETUNJUK YANG JELAS, DAN APA APA YANG WAJIB DILAKSANAKAN, MEMUDAHKAN TIM KITA MELAKUKAN TUGAS MEREKA dan menghasilkan yang terbaik.

Buat aturan yang jelas, mana yang BOLEH, MANA yang tidak. Begitu juga dengan instruksi, jangan cuman garis besar doang, dengan pemikiran memberikan kebebasan kepada tim kita. Di saat hasilnya gaksesuai harapan, eh ngamuk2 deh. Hehe (Ini jadi kaya curhat) .
Barang kali kalo Sun Tzu denger dia akan ngomong “Makanya bikin SOP jeng..”

5. Last, KEBERANIAN.
Butuh keberanian loh untuk percaya kepada anak-anak kita, dan untuk bisa meyakini bahwa apa yang kita lakukan untuk anak-anak kita adalah yang terbaik. Bukanka h sering kali ada keraguan. Bener gak ya caranya begini? Ya kan? Makanya, untuk kita yang YAKIN bahwa ini adalah yang terbaik untuk anak-anak kita, selamat kita sudah memiliki keberanian itu.

Sama aja dengan pemimpin atau business owner yang notabene dituntut (jaman) bersedia melakukan sesuatu yang baru, melakukan perubahan. Yang kemudian pastinya menghadapi resiko ketidakpastiandan potenti untuk GAGAL. Tapi kalau tidak adanya keberanian untuk Mencoba, maka 100% dapat diprediksi , tidak ada perubahan.

Pemimpin yang berani, tetap punya ketakutan, tapi justru dia bertindak melawan ketakutannya tersebut, supaya segera keluar dari area ketakutan.

So, jadi ibu maupun jadi business owner, pemimpin bisnis, whatever lah, sama aja kan? Teteeep membutuhkan kualitas-kualitas nilai yang sama.

Kalo gitu, kenapa gak sekalian aja menjadi kedua-duanya?? Sekaliaaaannnnnnn

Yuk Ah,

Yulia-mamanya Caca&Kiya, Founder moz5 salon muslimah

Monday, August 11, 2008

ACTION terus Follow Up dong..


Di rumah ku ini banyak sekali sampel produk kecantikan. Seringkali numpuk. Gak semuanya sempet aku coba sendiri. Untuk ujicoba produk memang masih aku pegang sendiri, belum aku delegasikan.

Jadilah, sample-sample dari supplier banyak yang numpuk aja di rumah.
Masalahnya, yang sering terjadi, orang-orang itu hanya kirim sample aja. Gak pernah menanyakan kelanjutan. Bahkan sering juga sample datang tanpa alamat atau kontak pengirim.
Lha terus kalo kita tertarik gimana?

Seringloh aku tertarik sama produk, yang ternyata setelah dicoba enak juga nih. Tapi gimana ya, karena yang ngirim sample gak pernah kontak-kontak lagi, kita juga susah ngubunginnya. Kalopun mau sedikit usaha cari sana cari sini dan finally kita ketemu juga dengan si pengirim, males ah berbisnis dengan orang yang gak serius. Yang ada ntar malah kita repot sendiri, kalo tiba-tiba usahanya berhenti.

Jadi pastinya, sampel-sampel itu aku coba kalo udah jelas sapa yang ngirim. Apalagi kalo yang ngirim dengan semangat nanyain terus, "Ok kan hasilnya? Mau order berapa dulu nih?"

Aneh. Padahal kan pasti butuh biaya ya? Kenapa gak di Follow Up yah terlanjur udah keluar uang dan tenaga? Atau memang mengirimkannya tanpa afirmasi positif sih, alias negative thinking duluan, Mikirnya : “Aaahh paling-paling juga gak ada hasil”.
Ya bener kejadiannya, gak ada hasil lah.

Atau malah takut bertanya. Takut ditolak, atau takut dikomplain? Lho malah bagus dong, dapet feedback yang nantinya bisa dipake untuk memperbaiki produk/jasa kita.

Coba kalo result oriented, setelah sample dikirim dengan semangat menanyakan, “Gimana udah dicoba kan? oK kan? Pesen 10 aja dulu ya untuk first order mah” Jadi bantu juga prospek kita mengambil keputusan (dengan cepat). Hehe.

Karena seringkali, No Order bukan karena mereka gak suka produknya, tapi semata-mata karena “Gak ditanya sih”

So, Action memang langkah pertama, tapi untuk membuahkan hasil, ya Follow Up dong.

Btw, apa hubungannya Gambar dengan topik pembahasan kita ya??
Yulia-Founder moz5 salon muslimah

Sunday, August 10, 2008

Keseharian : Kampus para orang tua


Pagi ini di Oprah, di hallmark, bicara ttg pentingnya menjelaskan perceraian kepada anak2 kita. Maksudnya, kalau orang tua bercerai, sangat penting untuk menjelaskan kondisi tsb kepada anak-anak. Bukan dengan meninggalkan mereka begitu saja. Karena tanpa adanya penjelasan, anak-anak akan semakin terluka dan parahnya menyalahkan diri mereka sendiri.


Mereka berpikir, penyebab perpisahan keduanya adalah diri mereka. Dan mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang terus memikul beban berat tsb. Oprah mengingatkan bahwa jangan pernah berpikir mereka tidak mengetahui apa-apa. Jangan pernah berpikir mereka tidak memahami apa yang terjadi. NEVER.

Bahkan ditampilkan anak usia 3 tahun, korban dari perceraian orangtuanya, yang sangat kehilangan ibunya dan terus menerus menyalahkan dirinya.

Yang berkesan dari aku pagi ini, satu hal : Jangan pernah berpikir mereka (anak-anak)tidak mengerti, dan mereka tidak merasakan apa-apa.

Hmm. Aku jadi ingat. 4 Hari yang lalu, saat aku terburu2 harus ke salon plumpang. Siang itu aku ada janji meeting jam3. Dekat sih dengan rumahku, tetapi aku tidak mau terlambat datang. Jadi aku bergegas. Kalau biasanya aku selalu pamitan dengan kiya dan melakukan ritual perpisahan. Salim tangan, cium pipi, gendong, ajak jalan2 trs kata-kata perpisahan “mama pergi sayang, baik-baik di rumah ya sayang.. “ Setidaknya butuh 10 menit.

Tapi siang itu, aku buru2. Tiada kecupan, apalagi pelukan. Kiya yangsudah menyodorkan tangannya hanya ku beri senyuman dan kissby. Untung saja, saat aku menutup pintu gerbang rumah, aku sempat menengok. Kiya yang digendong mbak Siti di teras rumah, melepaskan kepergianku dengan deraian air mata dan nangis sesenggukan, tanpa suara!!!
What???? Setengah berlari, aku kembali ke rumah, memeluknya, dan menciumnya, barulah terdengar ledakan tangisnya, HWAAAAAAAWAAAAAAAAWAAAAAAAAA!!!

Seandainya aku tidak menengok kebelakang…
Mungkin Kiya menyimpan kesedihannya hari itu sambil terus berpikir,
“Mama gak sayang sama aku, mama gak butuh aku, Aku gak penting untuk Mama…”

Terlalu berlebihan?

Engga juga. Karena faktanya, anak-anak kita, sekecil apapun mereka, ternyata mereka adalah mahluk paling sensitif di dunia. Dan, mereka memang bukan orang dewasa. Kenyataanya, kita seringkali memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah orang dewasa yang terjebak dalam tubuh mini mereka.
Kita lupa bahwa mereka adalah ANAK-ANAK. Mereka anak-anak yang (memandang) menjalani kehidupan ini dengan begitu sederhana. Dan karena kehidupannya adalah dunia kecilnya bersama kita, orangtuanya, maka, sekecil apapun tindakan orang tua, tentunya sangat mempengaruhi perasaan dan cara berpikir mereka. Juga perkembangan mereka.

Diperjalanan menuju salon, aku jadi malu hati sendiri. Segitu buru-burunya sampai merasa tidak ada waktu melakukan ritual perpisahan hanya karena aku berpikir, “Alaaah Cuma peluk cium ini, setiap hari biasanya juga sering aku lakukan kok, lagian kiya juga pasti gak ngeh”

Aku juga langsung teringat pertanyaan dari caca di suatu malam yang sudah lama berselang
“Mama, kalau nemenin aku bobo pasti sambil baca buku. Sebenernya, mama baca buku sambil nemenin aku bobo, atau nemenin aku bobo sambil baca buku???”

Bingung gak?

Dengan pertanyaannya, caca berusaha mencari tahu, mana yang lebih penting, dirinya atau buku2 yang selalu aku baca saat menemani dia tertidur?

Bagi kita orang dewasa (dan orang tua) Tentu jawabannya jelas sekali. Tetapi bagi mereka anak-anak itu?? (Faktanya) Mereka senantiasa mencari tahu, sebesar apa cinta dan kasih kita kepada mereka. Dan mereka butuh mendengar langsung kata-kata penguatan dan ekspresi kasih sayang kita, Orang Tuanya, secara verbal juga. Bukan dengan perbuatan saja.


Just Sharing,

Yulia- mama Caca&Kiya

Tuesday, August 5, 2008

Oleh-oleh dari Franchise International Malaysia 2008

Yulia, moz5 salon muslimah Dengan Pak Burang, IFBM

Week End minggu lalu, tepatnya tgl 2-3 agt 2008 aku berkesempatan mengunjungi KL lagi. Wah, kesempatan yang luar biasa. Berawal dari ajakan Pak Burang dan Pak Roy , IFBM, untuk ikut rombongan ke sana sebagai tamu mengunjungi International Franchise Malaysia 2008 (1-3 August 2008). Awalnya sempat kutolak, karena ada beberapa agenda penting, termasuk jadwal therapy kiya dengan dr LUH.

Tetapi…2 hari menjelang hari H, tiba-tiba ada telpon dari Pak Burang yang mengkonfimasikan apa benar tidak ikutan. Karena, Cik Fauzi dari PNS sudah membuat janji dengan beberapa pengusaha Malaysia yang tertarik dengan bisnis moz5.

Waduh.

Timbang sana timbang sini, akhirnya aku memutuskan berangkat. Ditemani suami sih. Awalnya, aku berkeras berangkat sendiri aja, tetapi sepertinya Mr A N gak tega kali ya, istrinya berangkat sendirian. Kalau diculik gimana?? Atau kalo di gebukin aparat sana karena disangka Tenaga Ilegal??Hehe…

Aku pikir, kesempatan jarang-jarang datang dua kali. Aku punya dreams, moz5 go worldwide. Dan mungkin sekali ini adalah jalan menuju kesana. Don’t Know. Tapi harusnya sih begitu.

So, last minutes aku putuskan, KL here We Come!!

Cari tiket online, booking hotel online juga. SIAP!! Jumat malam aku dan Mr AN berangkat juga ke KL. Selain urusan moz5, ada satu hal yang membuat aku sangat sangat bersemangat ke sana. Aku bisa minum teh tarik sepuasnya. I LUV Teh TARIK.

…dan semua berjalan indah seperti yang aku harapkan. Di sana kita ketemu orang-orang luar biasa, dengan mimpi luar biasa pula.

Di mulai hari sabtu pagi mengikuti sesi Pak Haryadi Hartawan, Owner Odiva (satugroup dengan DISC TARRA dan Goiza). Sharing beliau pada workshop franchising, bener2 luar biasa. Bagaimana passion beliau terhadap Entertainment. No wonder, Odiva dan Disc TARRA bisa sukses di Indonesia. Materi yang bagus dikemas dengan cara pembawaan yang menarik, membuat sessi beliau menjadi luar biasa berkesan. Gak malu-maluin orang Indonesia deh. Dilanjutkan dengan sharing dari Celcom Malaysia yang juga bagus banget, hanya saja cara membawakannya tidak semenarik Mr haryadi.

Lanjut ke atas melihat Franchise Exponya. Dibandingkan dengan Franchise Expo di JCC bulan j uni lalu Jauh lah kalo dari segi jumlah peserta dan pengunjung. Mungkin hanya 1/3-nya ya.Tapi aku ketemu dengan Mr Hendi Babarafi yang buka stand di sana loh. Hebat deh. Aku yakin pasti akan sukses deh sekelas BabaRafi mah di malaysia. Sukses ya!

Siangnya lanjut ke acara Tour de Mall. Dikoordinir sama bu Sofia dari Malaysia Franchise Assosiation, rombongan dari Indonesia ini diajak muter2 mal di sana. Disambut oleh PR masing-masing mall dan menerima penjelasan panjang lebar ttg mal tsb. Yah profile pengunjung, tenants, sewa, fasilitas dll. Jadi, maksute kalo kita nanti mau buka outlet disana udah ada gambaran gitu loh.

Rutenya aktifitas hari ini

1. Ngumpul di PWTC (Putra WOrl Trade Center) setelah maksi bareng di De mall, persis di sebrang PWTC.

2. Pavillion, UP CLASS Shopping Center. Di sini di lantai paling atasnya, ada lantai khusus perempuan loh. ISinya yah gak jauh-jauh dari spa, salon, slimming center, asik deh. Di Food Area yang besar banget itu, ada JCo!!

3. Berjaya Square dikawasan bukit bintang, untuk MIDDLE CLASS (kalo di sini ada mini DUFAN di dalamnya, hehe). Jumlah anggota rombongan sudah semakin merosot. Hehe. Udah pada ngilang, kabur untuk urusan masing-masing. Melihat semangat dari para panitia yang begitu antusias ngurusin kita dan memastikan semua berjalan lancar, aku jadi gak tega dong kalo gak ikutan semangat. Jadi aku harus berpikir keras mengajukan pertanyaan2 supaya kelihatan semangat juga hehe. Padahal, terus terang, aku ngantuk dan capek bgt. Apalagi penjelasan dalam bahas inggris dan logat malay hanya bisa aku tangkap 30% doang hehe.

4. Dinner di Salona Bistro. Udah capek muter2 mall dan sedikit berbelanja hehe, akhirnya terakhir di Salona ini. Wah asik tempatnya. Makanannya juga enak-enak. Buffet bo, jadi bisa puasss. Berhubung kita bak tamu VIP kenegaraan, jadi kedatangan kita pun disambut iringan music melayu. Dan selama acara dinner juga ada lagu-lagu dan tarian melayu. Pada sessi ini juga aku bisa puas ngobrol2 sama hostnya PNS. Aku juga manfaatin waktu dengan diskusi dengan Mr Sahrul yang mimpin anak perusahaan dibawah PNS, My Franchise. Kalau mau masuk M'sia yah harus lewat beliau inilah. Aku banyak bertanya seputar gimana sih kiat kalau mau sukses berbisnis franchise di m'sia.

Btw, PNS ini salah satu divisi dalam kementrian Negara (spt DepDag or kementrian UKM kalo di indonesia ya) yang mengurusi FRANCHISE. Mereka juga memiliki Franchise Service Center berlokasi di PWTC. Di FSC ini kita bisa mencari info seputar franchise, tersedia beberapa computer lengkap dengan internet. Ada mini librarynya, ada ruangan meeting (yang bisa kita gunakan untuk presentasi or training even meeting dengan mitra kita!!) Luar biasa bgt. Kalo aja di Indonesia kita punya, wah gak perlu sewa2 ruangan kalo mo bikin business seminar hehe

Di salah satu ruangan Franchise Service Centre

Sedangkan hari kedua, pagi-pagi setelah sarapan, kami kembali ke PWTC untuk mengikuti speech dari Mahathir Muhammad yang memang luar biasa pengetahuan dan sensenya pada bisnis. Apalagi pada sesi Tanya jawab. Pertanyaan2 yang agak susah, bisa dijawab dengan mudah dan baik. Tidak ada kesan diplomatisnya tuh. Dan yang penting jawaban dan pertanyaannya sangat nyambung. Gak seperti pejabat2 sini, kalo ditanya apa seringnya gak nyambung jawabannya. OOpss. gak semua dong ya.

Setelah itu, kabur bentar ke KLCC, untuk sedikit belanja hehe. Bertiga sama Bu Itta Supit (Ketum Perhimpunan WALI) dan Bu Evie (Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk). Sorenya, aku diantar Naza dari PNS ketemu dengan Cik Fauzi di de Curve. Mengunjungi Forrest Secret (spt Bodyshop gitu lo). Sempat juga membicarakan peluang kerjasama antara Forrest Secret dan moz5 salon muslimah. Terakhir, merupakan bagian penting yang menjadi agenda utama, aku presentasi dengan bbrp pengusaha wanita Malaysia. Acara ini berkembang menjadi diskusi yang berlangsung hangat dan antusiasme mereka terhadap moz5.

Di Outlet Forrest Secret, de Curve

all about moz5 salon muslimah : Dreams and Passions

Minggu malam, pulang ke indo. Jakarta Here I COME!!! Kali ini kembali dengan penuh semangat, penuh PASSION, dan NEW DREAMS!!

Karena Pesawat Air Asia 21:30-nya Delay ke jam 11.45, aku jadi punya banyak waktu menamatkan buku yang sengaja aku bawa, "Budha" karangan Deepak Chopra (Hayoo ada yang udah baca juga gak?)

Banyak magic moment, banyak sekali saat-saat yang sangat berkesan dan menyentuh. Business memang untuk kehidupan kini dan nanti. Business juga membutuhkan dreams dan passion untuk bisa bertumbung dan berkembang (biak).

Ada pertanyaan yang menyentuh dari peserta workshop franchising yang diajukan ke Mr Haryadi. Yaitu, apa kelebihan indonesia yang tidak dimiliki malaysia dan sebaliknya. Dijawab langsung dengan luar biasa.

"Di indonesia, semua serba sulit. Jadi kita terbiasa untuk kerja keras, berjuang, kalau tidak hidup kita akan berakhir di jalanan. Itu yang membuat pengusaha indonesia lebih tangguh, kreatif dan banyak akal. Sementara di Malaysia, semua relatif lebih enak. Pemerintah sangat melindungi rakyatnya. Pemerintah juga mendukung pengusaha kecil. Itu membuat hidup di malaysia lebih nyaman. Itu kelebihannya, akan tetapi membuat Orang malaysia jadi kurang tangguh, kreatif dibandingkan orang indonesia."

Kalau kelebihan masing-masing dikolaborasikan, hasilnya akan sangat indah. Maksute, kalao pengusaha indonesia dikasih kesempatan mengembangkan bisnisnya di malaysia dengan fasilitas dan dukungan dari pemerintah malaysia, wuihhhh hasilnya kaya apa tuh?? masih banyak lah pertanyaan-pertanyaan lainnya yang memang luar biasa. termasuk sesi dari mahathir Muhammad. Pokoknya aku belajar banyak lah.

Btw, aku gak bisa sering2 minum teh tarik pada kesempatan ke KL kali ini. karena kebanyakan makan di resto atau kafe. Walo sempet juga sih makan di Nasi Kandar, kan kalo di tempat2 makan india gitu, teh tariknya mantappp banget. Buatan Mamak istilahya, untuk teh tarik yang kita teukan di warung makan keturunan india di sana.

Last, Tulus dari dalam hati aku mau say Tks to pak Burang dan Pak Roy yang sudah mengajak dan membimbing sejauh ini, pihak PNS (Pak Fauzi, Pak Sahrul, Miss Naza, dll atas hospitality-nya), Bu Itta dan Bu Evie untuk berbagi kenangan dan kebersamaan yang sangat FUN,

dan kepada suamiku Mr A N yang sudah merelakan waktu menemani, mengepak barang, dan memastikan semua berjalan lancar. Asik loh kalo ada Mr AN aku terima beres deh, mulai dari tiket, hotel, semua dia urus. Tas, passport dan dompet juga dia yang pegang, kalo mo belanja tinggal tunjuk , mo makan apa tinggal sebut, beres deh. Apa jadinya aku yang ceroboh dan pelupa ini kalo berangkat sendiri ya??hehe

Well, sekarang Semangat!!

Yulia Astuti- founder moz5 salon muslimah